Pandangan notaris di Surabaya pasca putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-XIII/2015 mengenai perjanjian perkawinan dalam pemisahan harta menurut Maṣlaḥah Mursalah

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Muttaqin, Muhammad Naufal (2024) Pandangan notaris di Surabaya pasca putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-XIII/2015 mengenai perjanjian perkawinan dalam pemisahan harta menurut Maṣlaḥah Mursalah. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Muhammad Naufal Muttaqin_05010120020 OK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Muhammad Naufal Muttaqin_05010120020 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 7 September 2027.

Download (4MB)

Abstract

Di dalam skripsi ini akan dibahas mengenai bagaimana pandangan notaris dalam perjanjian perkawinan mengenai pemisahan harta pasca Putusan MK No.69/PUU-XIII/2015 serta bagaimana pandangan notaris dalam perjanjian perkawinan mengenai pemisahan harta pasca Putusan MK No.69/PUU-XIII/2015 ditinjau dengan teori Maṣlaḥah Mursalah. Data penelitian ini disusun menggunakan teknik penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan kasus. Untuk menganalisis data menggunakan kualitatif yang disusun secara sistematis sehingga menjadi data yang konkrit terkait penerapan putusan Mahkamah Konstitusi No. 69/PUU-XIII/2015. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan teori maṣlaḥah mursalah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: Pertama, Pandangan notaris mengenai putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015 terbagi menjadi dua pandangan. Pandangan yang pertama menyatakan bahwa hasil putusan Mahkamah Konstitusi tersebut seharusnya hanya ditujukan kepada warga negara Indonesia yang menikahi warga negara asing pendapat yang kedua menyatakan bahwa perjanjian perkawinan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia dengan sesama warga negara Indonesia pasca putusan Mahkamah Konstitusi tersebut merupakan suatu hal yang sah-sah saja. Kedua, Perspektif maṣlaḥah mursalah pada pandangan pertama masuk kedalam Maṣlaḥah tahsiniyah. Pandangan yang kedua bisa masuk kedalam Maṣlaḥah tahsiniyah. Dan jika ada keperluan yang harus dilakukan dengan perjanjian perkawinan, maka pandangan yang kedua ini bisa masuk kedalam persepektif Maṣlaḥah hajiyyat. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan beberapa saran dalam bentuk sebagai berikut.: Pertama, Hendaknya notaris ketika menjabarkan suatu pandangan terkait suatu hukum bisa menjelaskan lebih mendetail, terutama bila ditujukan kepada orang yang awam dengan hukum Kedua, Hendaknya para pasangan yang ingin melakukan perjanjian perkawinan harap memperhatikan keperluan yang diutamakan ketika ingin membuat suatu perjanjian perkawinan tersebut.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Muttaqin, Muhammad Naufalmuhammadnaufalmuttaqin@gmail.com05010120020
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSulthon, Msulthonproling@gmail.com2015057203
Subjects: Hukum Islam
Hukum > Hukum Perdata Islam
Perkawinan
Keywords: Perkawinan; Perjanjian perkawinan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Naufal Muttaqin
Date Deposited: 07 Sep 2024 00:15
Last Modified: 07 Sep 2024 00:15
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/73365

Actions (login required)

View Item View Item