PENDIDIKAN KRITIS DALAM PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI ISLAM : KAJIAN ATAS PRINSIP-PRINSIP DASAR PENDIDIKAN KRITIS

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Suharto, Toto (2012) PENDIDIKAN KRITIS DALAM PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI ISLAM : KAJIAN ATAS PRINSIP-PRINSIP DASAR PENDIDIKAN KRITIS. In: Conference Proceedings: Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) XII, 5 – 8 November 2012, Surabaya – Indonesia.

[img]
Preview
Text
Buku 1_274.pdf

Download (435kB) | Preview

Abstract

Pendidikan kritis lahir dilatari oleh pemikiran Karl Marx di masa mudanya yang sering disebut “Hegelian Muda” mengenai isu praxis-emansipatoris, di samping juga pengaruhi oleh pemikiran-pemikiran pendidikan yang diusung oleh Ivan Illich, Everett Reimer dan Paulo Freire. Dilihat dari akar-akar historis kelahiran pendidikan kritis seperti ini, orang lebih menduga kuat bahwa pendidikan kritis bersumber dan lahir dari pemikiran Marxisme dan atau Neo-Marxisme. Oleh karena itu, untuk konteks Indonesia, jarang sekali ditemukan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang mengikuti konsep dan teori pendidikan kritis dalam pelaksanaan pendidikannya secara formal-kelembagaan. Dalam banyak hal, pendidikan Indonesia masih didesain sebagai model pendidikan yang lebih menekankan pada dimensi pengetahuan teoritik atau konseptual, sehingga dimensi praksis pendidikan yang menjadikan out putnya memiliki seperangkat keterampilan praksis masih jauh dari harapan. Dalam kaitan ini, pendidikan Islam kiranya perlu juga mengadopsi dan menginkorporasikannya dengan pendidikan kritis, agar wajah pendidikan Islam tidak melulu kutat pada wilayah normatif, belum menyentuh aspek praksis- mansipatoris. Akan tetapi, sebelum ini dilakukan, perlu kiranya dikaji terlebih dulu apakah prinsip-prinsip dasar pendidikan kritis itu? Apakah prinsip-prinsip dasar ini bersesuaian dengan epistemologi Islam? Tulisan ini dengan pendekatan filsafat menemukan bahwa terdapat empat prinsip dasar yang dipegangi oleh para pendukung pendidikan kritis, yaitu humanisasi, analisis hegemoni untuk melihat segala bentuk penindasan, konsep intelektual transformatif dan praksis tranformasi yang merelasikan antara teori dan praktik. Keempat prinsip ini sejatinya sejalan dengan ajaran normativitas Islam sebagai agama rahmat bagi semua lingkungan. Dengan demikian, tidak ada alasan epistemologis untuk menolak keberadaan pendidikan kritis. Bahkan, ide dan gagasan pendidikan kritis sesunguhnya layak untuk iinkorporasikan dan diadopsi dalam ranah pendidikan Islam, agar pendidikan Islam memiliki peran yang signfikan bagi transformasi sosial.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Suharto, TotoUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Pendidikan Islam
Keywords: Pendidikan kritis; prinsip-prinsip dasar; epistemologi islam
Divisions: Karya Ilmiah > Prosiding
Depositing User: Users 3213 not found.
Date Deposited: 04 Aug 2016 02:51
Last Modified: 04 Aug 2016 02:54
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/7620

Actions (login required)

View Item View Item