TUGAS DAN WEWENANG PANWASLU JATIM MENURUT UNDANG-UNDANG NO 32 TAHUN 2004 DALAM MENENTUKAN BLACK CAMPAIGN PILGUB JATIM 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mulyono, Slamet (2009) TUGAS DAN WEWENANG PANWASLU JATIM MENURUT UNDANG-UNDANG NO 32 TAHUN 2004 DALAM MENENTUKAN BLACK CAMPAIGN PILGUB JATIM 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Full text not available from this repository.

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan tentang tugas dan wewenang Panwaslu Jatim menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004 dalam menentukan black campaign Pilgub Jatim 2008 ditinjau dari fiqh siyasah. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang pertama, Bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap tugas dan wewenang Panwaslu Jatim dalam Undang-Undang No 32 tahun 2004 pada pilgub Jatim 2008. Kedua, Bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap penentuan kriteria black campaign dan sanksi yang diberikan oleh Panwaslu Jatim dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 pada Pilgub Jatim 2008.
Data penelitian dihimpun melalui interview (wawancara) dan dokumenter, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pola pikir deduktif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa selama pelaksanaan pilgub Jatim 2008 dalam putaran pertama, Panwaslu Jatim terkait black campaign (kampanye hitam) tidak pernah/belum ada laporan yang disampaikan oleh tim Panwaslu karena pelanggaran terkait black campaign tidak bisa langsung ditangani sendiri oleh Panwaslu Jatim, harus ada laporan terlebih dahulu. Kasus black campaign sudah diketahui dengan ditemukan selebaran-selebaran yang isinya mendiskreditkan pasangan calon lainnya. Akan tetapi Panwaslu Jatim melakukan tindakan preventif dengan cara melakukan penarikan-penarikan selebaran dari khalayak ramai untuk menghindari terjadinya benturan antara massa pendukung di lapangan.
Tugas dan wewenangnya Panwaslu Jatim mencerminkan perbuatan dalam menegakan prinsip keadilan, menyampaikan amanat dan menegakkan amar ma’rūf nahi munkar. Hal ini dikembalikan kepada alasan pembentukan Ahlul H{alli wal ’Aqdi sebagaimana yang telah dipaparkan oleh para ahli fiqh siyasah, kewajiban amar ma’rūf nahi munkar hanya bisa dilakukan apabila ada lembaga yang berperan untuk menjaga kemaslahatan antara pemerintah dan rakyat. black campaign sendiri merupakan bagian dari pelanggaran kampanye yang bertentangan dengan undang-undang pemilu dan dapat dikaitkan kepada ketidak-taatan rakyat terhadap Ulil Amri sebagaimana yang disebutkan dalam surat An-Nisa’ ayat 59. Hal ini disebabkan karena undang-undang pemilu merupakan produk DPR, sedangkan DPR sendiri merupakan penjelmaan dari Ahlul H{alli wal ’Aqdi karena di dalamnya terdapat berbagai macam kalangan profesi yang mewakili rakyat sehingga keberadaannya dapat disamakan dengan Ahlul H{alli wal ’Aqdi. Mengenai sanksinya sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 310 sudah cukup untuk membuat pelaku jera karena dalam hukum Islam sanksi tersebut merupakan sanksi ta’zir.
Sejalan dengan kesimpulan tersebut, maka dirasa perlu Panwaslu Jawa Timur lebih meningkatkan tugas dan wewenangnya agar pelanggaran-pelanggaran selama pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2008 khususnya black campaign dapat ditindak dengan pemberian sanksi yang tegas

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Mulyono, SlametUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Politik
Keywords: PANWASLU;
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Siyasah Jinayah
Depositing User: Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 10 Nov 2009
Last Modified: 30 Aug 2014 06:28
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/8123

Actions (login required)

View Item View Item