This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Himayah, Dewi Malihatil (2025) Telaah nuansa antroposentris dalam maqasid al-Quran al-Karim karya Hannan Lahham perspektif sejarah intelektual. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Dewi Malihatil Himayah_02040523052.pdf Download (2MB) |
|
|
Text
Dewi Malihatil Himayah_02040523052_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 10 September 2028. Download (2MB) |
Abstract
Nuansa tafsir terus mengalami perkembangan. Sentuhan berbagai macam ilmu melahirkan nuansa baru yang lebih variatif. Maqasid al-Quran al-Karim karya Hannan Lahham sering disebut sebagai kitab maqasid al-Quran yang bernuansa antroposentris. Hal tersebut berbeda dengan maqasid al-Quran pada umumnya yang cenderung berorientasi pada teosentris. Antroposentris menonjolkan sisi yang menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk istimewa yang mempunyai kedudukan tinggi dalam tataran alam semesta dan harus dihormati. Pandangan tersebut sering menjadi sorotan dalam hubungan antara manusia dengan alam karena menyatakan hanya manusia yang memiliki nilai intrinsik, dan makhluk hidup lainnya hanya sebagai elemen pendukung untuk tercapainya kepentingan manusia. Untuk membantu proses penelitian, dirimuskan dua pertanyaan: 1) Bagaimana nuansa antroposentris dalam Maqasid al-Quran al-Karim karya Hannan Lahham?; dan 2) Mengapa dalam tafsir Maqasid al-Quran al-Karim bernuansa antroposentris? Untuk menjawab pertanyaan yang dirumuskan, penelitian ini menggunakan pendekatan interpretatif guna menelusuri bagaimana nuasa antroposentris yang terdapat dalam Maqasid al-Quran al-Karim. Di samping itu, menggunakan teori sejarah intelektual untuk menjawab pertanyaan kedua. Jenis penelitian ini ialah library research atau penelitian kepustakaan, dengan teknik pengumpulan data dokumentasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Dalam menafsirkan ayat bias antroposentris—mengenai konsep manusia sebagai makhluk yang paling berkuasa atas alam, manusia sebagai makhluk istimewa, dan manusia sebagai khalifah di bumi—menunjukkan bahwa Lahham berpandangan manusia adalah makhluk yang mulia dan mempunyai kedudukan tinggi di atas makhluk yang lain dalam tataran penciptaan. 2) Penafsiran Lahham terlihat sangat mengedepankan dan menjunjung tinggi kemanusiaan—jika dari sudut pandang sejarah intelektual—tidak lain karena ia bagian dari aktivis anti kekerasan. Tafsir Maqasid al-Quran al-Karim lahir dalam atmosfer kekerasan yakni konflik bersenjata yang terjadi di Suriah saat itu. Nuansa antroposentris tersebut tidak lain hanya karena Lahham tidak ingin manusia dijadikan sebagai objek kekerasan sebagaimana yang melingkupi lahirnya tafsir tersebut.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
| Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Creators: |
|
||||||||||||
| Contributors: |
|
||||||||||||
| Subjects: | Agama dan Ilmu Pengetahuan | ||||||||||||
| Keywords: | Antroposentris; Hannan Lahham; maqasid al-Quran al-Karim | ||||||||||||
| Divisions: | Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
| Depositing User: | Dewi Malihatil Himayah | ||||||||||||
| Date Deposited: | 10 Sep 2025 03:06 | ||||||||||||
| Last Modified: | 10 Sep 2025 03:06 | ||||||||||||
| URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/84008 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
