This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Irwanto, Irwanto (2025) Makna nur dan zulumat QS. Al-Baqarah (2) ayat 257 perspektif teori kombinasi semiotika modern. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Irwanto_02240523012 OK.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Irwanto_02240523012 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 11 September 2028. Download (1MB) |
Abstract
Dalam kajian Al-Qur’an kontemporer, penggunaan teori semiotika modern seperti model triadik Peirce dan diadik Saussure kemudian sastra milik eco dan julia kristeva masih tergolong minim. Kondisi ini berdampak pada lambatnya perkembangan studi mengenai tanda dan simbol dalam kerangka linguistik Qur’ani. Selain itu, belum ditemukan penelitian yang secara komprehensif mengintegrasikan pendekatan semiotik dengan tafsir linguistik dan sastra, khususnya dalam memahami struktur pengulangan kata Ẓulumāt dan Nūr yang muncul pada ayat yang sama namun berada dalam dua fase naratif yang berbeda. Padahal, dinamika perubahan spiritual manusia dari Ẓulumāt menuju Nūr atau sebaliknya, memuat potensi besar untuk dianalisis sebagai representasi ikonografis yang hidup dalam teks Al-Qur’an. Kurangnya eksplorasi terhadap aspek ini menunjukkan pentingnya pendekatan semiotik yang tidak hanya bersifat struktural, tetapi juga dinamis dan kontekstual sesuai dengan karakter teks ilahi yang sarat makna. Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisa makna cahaya dan kegelapan Q.S Al-Baqarah ayat 257 perspektif teori kombinasi semiotika modern. Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif-analitis.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur terhadap kamus, kitab tafsir, jurnal ilmiah, serta penelitian-penelitian terkait. Kemudian teori yang digunakan adalah kombinasi semiotika modern untuk menganalisa kata Ẓulumāt dan Nūr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis Makna kata Nūr dalam Surah Al-Baqarah ayat 257 mencerminkan simbol hidayah ilahi yang transendental. Dalam perspektif teori kombinatif semiotika baik melalui analisis triadik Peirce, relasi signifiant-signifié Saussure, konotasi makna menurut Eco, maupun intertekstualitas Kristeva, Nūr tidak hanya bermakna cahaya secara harfiah, melainkan sebagai representasi metaforis yang menandai kehadiran ilahi dalam membimbing manusiadari kesesatan menuju iman. Sebaliknya, Ẓulumāt merupakan tanda kolektif yang mengekspresikan kondisi batin yang diliputi kekelaman spiritual dan penolakan terhadap tauhid. Dalam semiotika modern, Ẓulumāt ditafsirkan sebagai penanda kondisi sosial dan psikologis yang dikendalikan oleh simbol ṭāghūt musuh Tuhan yang menyesatkan manusia. Kegelapan ini melambangkan keterasingan eksistensial manusia dari Tuhan serta hambatan terhadap kesadaran spiritual. Maka, dualitas Nūrdan Ẓulumāt menjadi oposisi biner makna dalam struktur bimbingan ilahi perlawananserta penolakan terhadapnya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Al Qur'an Tafsir |
||||||||||||
Keywords: | tafsir; Makna; Nūr; Ẓulumāt; Kombinasi; Semiotika Modern | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
Depositing User: | Irwanto Irwanto Buasan | ||||||||||||
Date Deposited: | 11 Sep 2025 13:57 | ||||||||||||
Last Modified: | 11 Sep 2025 13:57 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/84047 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |