Keengganan menikah dalam tinjauan qs. an-nur ayat 32 pada Penafsiran Ar-Razi dan Az-Zamakhsyari perspektif Ma’na Cum Maghza

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Salsabillah, Johana (2025) Keengganan menikah dalam tinjauan qs. an-nur ayat 32 pada Penafsiran Ar-Razi dan Az-Zamakhsyari perspektif Ma’na Cum Maghza. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Johana Salsabillah_02040523057 OK.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Johana Salsabillah_02040523057 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 22 September 2028.

Download (2MB)

Abstract

Fenomena keengganan menikah di kalangan masyarakat Muslim, khususnya generasi muda, kian marak dan mengundang keprihatinan. Alasan seperti kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi sering dijadikan dalih untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan. Padahal, Al-Qur’an melalui QS. an-Nur ayat 32 secara eksplisit mendorong umat Islam untuk menikah, dengan jaminan bahwa Allah akan memberikan kecukupan bagi mereka yang menikah dalam kondisi kekurangan. Dalam konteks ini, tafsir memiliki peran penting dalam memahami pesan ayat tersebut. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penafsiran ar-Razi dan az Zamakhsyari terhadap penafsiran QS. an-Nur ayat 32? dan bagaimana kontekstualisasi QS. an-Nur ayat 32 pada penafsiran ar-Razi dan az-Zamakhsyari perspektif ma’na cum maghza terhadap fenomena keeengganan menikah? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis dan teknik studi pustaka (library research). Teori ma’na cum maghza digunakan untuk menggali makna tekstual serta pesan transendental dan kontekstual dari ayat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa QS. an-Nur ayat 32 tidak hanya berisi anjuran pernikahan secara normatif, tetapi mengandung pesan sosial, ekonomi, spiritual, dan moral yang mendalam. Ayat ini menekankan pentingnya tanggung jawab kolektif dari individu, wali dan keluarga serta masyarakat dalam mendorong pernikahan serta menumbuhkan optimisme terhadap jaminan rezeki dari Allah bagi mereka yang menikah. kekurangan ekonomi bukanlah alasan yang sah untuk menghindari pernikahan. Justru, kesederhanaan dalam pernikahan adalah bentuk ketaatan dan kesalehan yang sangat mulia di mata agama dan masyarakat. Relevansi ayat ini sangat kuat terhadap fenomena modern seperti individualisme, krisis komitmen, dan kekhawatiran ekonomi yang menjadi penyebab utama keengganan menikah. Dengan demikian, QS. an-Nur ayat 32 dapat ditransformasikan sebagai solusi etis dan strategis dalam menghadapi krisis institusi pernikahan masa kini.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Salsabillah, Johanajohanabillah9@gmail.com02040523057
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMusafa’ah, Suqiyahsuqiyah@uinsby.ac.id2027036301
Thesis advisorNadhifah, Nurul Asiyanurulasiya@uinsby.ac.id2023047502
Subjects: Bimbingan Penyuluhan
Dakwah > Hermeneutik
Dakwah > Dakwah, Remaja
Perkawinan
Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: keengganan menikah; QS. an-Nur: 32; ar-Razi; az-Zamakhsyari; Ma’na cum maghza; tafsir sosial
Divisions: Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Johana Salsabillah
Date Deposited: 22 Sep 2025 04:05
Last Modified: 22 Sep 2025 04:05
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/84385

Actions (login required)

View Item View Item