Analisis pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Jember terhadap tradisi Nyunteng di Desa Jatian Kecamatan Pakusari Jember

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Bhaswara, Yoga (2025) Analisis pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Jember terhadap tradisi Nyunteng di Desa Jatian Kecamatan Pakusari Jember. Undergraduate thesis, UIN Sunsn Ampel Surabaya.

[img] Text
Yoga Bhaswara_05020521039 OK.pdf

Download (4MB)
[img] Text
Yoga Bhaswara_05020521039 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 11 November 2028.

Download (4MB)

Abstract

Tradisi merupakan bagian dari budaya masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi identitas kolektif suatu komunitas. Dalam masyarakat agraris, terdapat berbagai bentuk tradisi yang dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil pertanian, salah satunya adalah tradisi Nyunteng. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang masa panen oleh para petani sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki dari Allah SWT. Seiring perkembangan zaman, muncul pertanyaan mengenai bagaimana posisi tradisi semacam ini dalam perspektif ajaran Islam, terutama ketika terdapat unsur-unsur yang berpotensi bertentangan dengan nilai-nilai tauhid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan dua organisasi Islam besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, terhadap tradisi nyunteng yang masih dilestarikan di Desa Jatian Kecamatan Pakusari Jember. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yang datanya diperoleh melalui wawancara yakni dengan Bapak Dr. KH. Abdul Hamid Pujiono, M.Ag dari tokoh Nahdlatul Ulama dan Bapak H. Heny Siswondo dari tokoh Muhammadiyah, serta observasi dan dokumentasi pelaksanaan tradisi di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua tokoh agama dari NU dan Muhammadiyah sepakat bahwa ungkapan rasa syukur merupakan bagian penting dalam ajaran Islam. Tradisi seperti Nyunteng dinilai masih dapat diterima selama tidak mengandung unsur kesyirikan atau penyimpangan akidah. Namun, terdapat perbedaan pendekatan dalam menyikapi tradisi tersebut. Tokoh dari NU cenderung bersikap akomodatif terhadap budaya lokal, melihatnya sebagai bagian dari ‘urf shahih yang dapat dijadikan media dakwah jika tidak bertentangan dengan syariat. Sementara itu, tokoh dari Muhammadiyah menekankan pentingnya dasar dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta mengingatkan agar tradisi tersebut tidak dijadikan sebagai ibadah wajib atau dilakukan secara rutin jika tidak ada landasan yang jelas dalam ajaran Islam. Meskipun demikian, keduanya menekankan pentingnya menjaga kemurnian tauhid dan menyarankan agar tradisi dilakukan dengan niat yang benar serta sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Saran dari penulis guna menjaga kelestarian tradisi nyunteng sebagau bagian dari warisan budaya, diharapkan masyarakat tetap melestarikan tradisi Nyunteng sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas hasil panen, namun dengan tetap memperhatikan nilai-nilai tauhid dan menghindari unsur-unsur yang dapat mengarah pada kesyirikan atau praktik-praktik mistik yang bertentangan dengan ajaran Islam

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Bhaswara, Yogabhaswarayoga22@gmail.com05020521039
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSumarkan, Sumarkan----
Subjects: Aqidah
Aqidah
Wajib Belajar > Aqidah

Budaya - Agama
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Keywords: Adat istiadat; Adat Nyunteng; Tradisi
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab
Depositing User: Yoga Bhaswara
Date Deposited: 11 Nov 2025 12:28
Last Modified: 11 Nov 2025 12:28
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/85008

Actions (login required)

View Item View Item