This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Mahfud, Ahmad (2025) Xenoglosia Nabi Sulaiman: telaah qs. An-Naml[27]:16 dalam Tafsir Al-Munir analisis teori Thomas A. Sebeok. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Ahmad Mahfud_02040524005 OK.pdf Download (2MB) |
|
|
Text
Ahmad Mahfud_02040524005 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 18 November 2028. Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini mengkaji fenomena xenoglosia Nabi Sulaiman sebagaimana termaktub dalam QS. an-Naml [27]:16, yang menggambarkan bahwa beliau memperoleh anugerah untuk memahami manṭiq al-ṭayr (bahasa burung) sebagai salah satu mukjizat kenabian. Tujuan penelitian ini bukan untuk menelusuri bagaimana mukjizat tersebut terjadi, melainkan untuk mengungkap nilai-nilai pembelajaran yang terkandung di dalamnya, sehingga kemampuan Nabi Sulaiman memahami bahasa hewan dapat dipahami sebagai kebenaran mutlak dari Allah SWT, bukan sekadar mitos. Kajian ini berfokus pada penafsiran Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munīr, dengan menggunakan analisis zoosemiotika menurut Thomas A. Sebeok, serta meninjau relevansinya dengan konsep kesejahteraan hewan (Animal Welfare). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan jenis studi kepustakaan. Sumber primer berupa Tafsir al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaili ditelaah untuk menyingkap makna frasa „ullimnā manṭiq al-ṭayr, yang dipahami sebagai bentuk „ilm ladunnī atau karunia khusus dari Allah kepada Nabi Sulaiman. Tafsir ini kemudian dianalisis menggunakan teori zoosemiotika Sebeok, yang memandang komunikasi hewan sebagai sistem tanda (sign system) yang dapat dikaji secara ilmiah melalui klasifikasi pesan, kode, dan saluran komunikasi. Integrasi keduanya memungkinkan pemahaman bahwa mukjizat kenabian tidak hanya menegaskan kekuasaan Allah, tetapi juga memiliki dimensi epistemologis yang dapat menginspirasi kajian ilmiah modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan Nabi Sulaiman memahami bahasa hewan merupakan karunia ilahi yang menegaskan kedudukannya sebagai nabi sekaligus pemimpin yang bijaksana. Dalam konteks modern, fenomena ini dapat dijadikan basis etis untuk meningkatkan kesadaran terhadap hak-hak hewan serta penerapan prinsip Five Freedoms dalam Animal Welfare, seperti kebebasan dari rasa lapar, rasa sakit, hingga kebebasan mengekspresikan perilaku alami. Penelitian ini memperkaya kajian tafsir tematik dengan memberikan perspektif interdisipliner, sekaligus menegaskan pentingnya integrasi antara teks Al-Qur‘an, teori semiotika, dan isu-isu etika kontemporer. Dengan demikian, xenoglosia Nabi Sulaiman tidak hanya dipahami sebagai mukjizat spiritual, tetapi juga sebagai inspirasi bagi ilmu pengetahuan, dan kepedulian ekologis dalam kehidupan modern.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
| Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Creators: |
|
||||||||||||
| Contributors: |
|
||||||||||||
| Subjects: | Al Qur'an | ||||||||||||
| Keywords: | Xenoglosia; Zoosemiotika; Nabi Sulaiman; Tafsir Al-Munīr; Sebeok | ||||||||||||
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
| Depositing User: | Ahmad Mahfud | ||||||||||||
| Date Deposited: | 18 Nov 2025 04:30 | ||||||||||||
| Last Modified: | 18 Nov 2025 04:30 | ||||||||||||
| URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/85049 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
