Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Beli Komputer Di Hi-Tech Mall Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Anggraini, Lilian (2010) Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Beli Komputer Di Hi-Tech Mall Surabaya. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Lilian Anggraini_C02205057.pdf
Download (943kB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/8588

Abstract

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan kualitatif tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap sewa Beli Komputer di Hi-tech Mall Surabaya Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang;
1.Bagaimana praktek sewa beli komputer di Hi - tech Mall Surabaya?
2.Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap sewa beli komputer di Hi - tech Mall Surabaya?
Untuk membahas masalah tersebut di adakan penelitian lapangan dan data yang diperoleh selanjutnya di analisa dengan metode interview (wawancara), observasi, dokumentasi. Dari hasil yang diperoleh menyatakan bahwa praktek sewa beli komputer yang terjadi di Hi-tech meliputi beberapa pihak diantaranya pembeli (debitur) atau orang yang akan melakukan pembiayaan, perusahaan leasing, Suplier atau pihak yang menyediakan barang. Mengenai akad perjanjian leasing ditetapkan oleh pihak ADIRA maksudnya perjanjian tentang harga tiap bulan yang harus dibayar serta berapa bulan atau berapa kali harus mengangsur dan berapa DP yang di bayar terlebih dahulu oleh pihak debitur. Sebelum pembiayaan tersebut dikabulkan oleh pihak ADIRA maka pihak leasing menganalisis terlebih dahulu calon debitur. Dan mengenai denda yang harus dibayar oleh pihak debitur jika terlambat dalam pembayarannya maka dendanya adalah 0,5% perhari.
Dari hasil penelitian tersebut yang kemudian di tinjau dari hukum Islam dapat disimpulkan bahwa sewa beli komputer tersebut sudah pasti termasuk dari transaksi yang dilarang oleh syariat islam. Disatu sisi dalam sewa beli tersebut terdapat unsur two in one yang dalam hukum islam dilarang dikarenakan terdapat unsur garar yakni ketidakjelasan mengenai akad mana yang berlaku (sewa atau beli)dan disisi lainnya dalam hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan unsur riba didalamnya karena dilakukan secara kredit. Oleh karena itu perbankan islam membuat produk IMBT (ijarah al-muntahia bittamlik) sebagai jalan keluar yang ditawarkan kepada para debitur-debitur yang ingin melakukan pembiayaan secara syari'ah. Walaupun sebenarnya adanya pihak pembiayaan atau leasing ini juga sangat membantu jika masyarakat yang merasa tidak mampu membeli barang secara tunai tapi membeli dengan mengangsur untuk memperoleh barang yang diinginkannya.