NABI MUHAMMAD SEBAGAI RAḤMAT LI AL-‘ĀLAMĪN DALAM SURAT AL-ANBIYĀ’ AYAT 107

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Zainiyah, Zainiyah (2014) NABI MUHAMMAD SEBAGAI RAḤMAT LI AL-‘ĀLAMĪN DALAM SURAT AL-ANBIYĀ’ AYAT 107. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (85kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (81kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (187kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (159kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (655kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (76kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (105kB) | Preview

Abstract

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana penafsiran
para ulama terhadap surat al-Anbiya’ ayat 107, bagaimana makna raḥmat li al-
‘ālamīn serta bagaimana manifestasi sikap rahmat pada pribadi Nabi Muhammad.
Penelitian ini bertujuan memaparkan secara terperinci mengenai makna
raḥmat li al-‘ālamīn guna menolak berbagai tuduhan kekerasan yang dialamatkan
pada Nabi Muhammad serta memberikan teladan bagi manusia untuk bersikap
rahmat sebagaimana Nabi Muhammad, karena secara psikologi , kepribadian Nabi
Muhammad merupakan peribadi yang kāmil.
Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) yang langkahlangkahnya
melalui penggalian dan penelusuran terhadap kitab-kitab, buku-buku
dan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu, penelitian
ini juga menggunakan metode taḥlily, yaitu metode menafsirkan ayat-ayat
Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat yang
ditafsirkan tersebut, serta menerangkan makna-makna yang terkandung di
dalamnya sesuai dengan keahlian dan kemampuan mufassir yang menafsirkan
ayat tersebut.
Secara garis besar, penafsiran surat al-Anbiya’ 107 menjelaskan
penyebutan Nabi Muhammad sebagai raḥmat li al-‘ālamīn. Rahmat adalah
anugrah Allah, sedangkan maksud dari al-‘ālamīn adalah keseluruhan alam,
termasuk pula orang kafir, tumbuhan, hewan, dan jin. Jadi, semuanya mendapat
manfaat dari kehadiran Nabi Muhamamd sebagai rahmat. Nabi Muhammad
dikatakan rahmat karena Nabi membawa cahaya ketauhidan dan ajaran moral,
serta memotivasi untuk tidak henti-hentinya menimba ilmu.
Karena Nabi adalah rahmat, maka pribadinya juga penuh dengan rahmat
terhadap seluruh alam dan hal ini ditunjukkan dalam kesehariannya melalui sikap
dan ucapannya.
Demikian Alquran memberikan tuntunan kepada orang Islam agar
meneladani rasulnya, dengan menjadi rahmat dan penebar rahmat terhadap
seluruh alam sehingga tercipta suatu komunitas yang baik, damai dan bahagia,
sebab saat ini dunia semakin mengalami krisis kasih sayang, dan penuh dengan
individualisme. Semoga hasil penelitian ini bisa diterapkan untuk lebih
meningkatkan kesadaran bersikap rahmat terhadap seluruh alam. Sebagai manusia
yang jauh dari kesempurnaan, pasti akan ada kekurangan dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini
untuk menerangkan lebih komprehensif mengenai makna raḥmat li al-‘ālamīn
dan bagaimana menjadi pribadi yang rahmat sebagaimana Rasulullah.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: Achmad Cholil Zuhdi
Creators:
CreatorsEmailNIM
Zainiyah, ZainiyahUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Tafsir
Keywords: Rahmat; al-‘ālamīn; kasih sayang; Surat al Anbiya' ayat 107
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis
Depositing User: Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 18 Feb 2015 02:57
Last Modified: 18 Feb 2015 02:57
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/951

Actions (login required)

View Item View Item