Tinjauan hukum Islam terhadap perkawinan seorang paman dengan keponakannya ; studi kasus di desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Bustomi, Abu Yasit (2012) Tinjauan hukum Islam terhadap perkawinan seorang paman dengan keponakannya ; studi kasus di desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Agus Hariyanto_C01205106.pdf
Download (4MB)

Abstract

Skripsi ini adalah basil dari penelitian lapangan tentang "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perkawinan seorang paman dengan keponakannya (Studi Kasus di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan)". Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui latar belakang perkawinan seorang paman dengan keponakannya dan untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam terhadap perkawinan seorang paman dengan keponakannya di desa Bat ah Barat kecamatan Kwanyar kabupaten Bangkalan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka dipergunakan metode penelitian yang terdiri dari pengumpulan data, sumber data, tekhnik pengumpulan data, tekhnik pengolahan data, serta tekhnik analisis data. Tipe penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pola pikir induktif, Sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode interview dan kemudian di observasi. Sedangkan tekhnik pengolahan data dengan menggunakan tekhnik organizing, editing, dan tekhnik coding. Dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa perkawinan seorang paman dengan keponakannya dilakukan oleh salah seorang masyarakat Batah Barat dengan adanya unsur perjanjian, bahwa setelah si istri melahirkan nanti, maka sang suami harus menceraikannya. karena sebelum melangsungkan perkawinan tersebut, antara keduanya telah melakukan hubungan badan hingga akhirnya si istri hamil diluar nikah. Perkawinan seorang paman dengan keponakannya termasuk perkawinan yang dilarang oleh syari'at Islam, karena perkawinan tersebut merupakan larangan perkawinan untuk selamanya (mahram muabbad) yaitu perempuan yang tidak boleh dikawini sepanjang masa, karena adanya faktor nasab, hal ini tercantum di dalam Al-Quran surat An-Nisa' ayat 23.