This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Mafud, Mochammad Kadam Ali (2014) TRADISI SERIPAHAN KEPATEN DALAM PANDANGAN ISLAM :Studi Kasus Di Dusun Janget Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel.
|
Text
Cover.pdf Download (350kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (18kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (24kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (392kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (320kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (300kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (298kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (184kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (179kB) | Preview |
Abstract
Tradisi Seripahan Kepaten adalah nama lain dari istilah nyelawat, atau selametan yang digunakan oleh penduduk Morang, bisa diartikan lagi Seripahan sebagai wujud solidaritas warga kepada warga yang lainnya. Kepaten adalah musibah kematian yang menimpa jadi Seripahan kepaten adalah tindakan solidaritas warga dalam rangka membantu warga yang terkena musibah kematian atau kepaten. Tradisi ini dalam pandangan masyarakat Morang tidak hanya dimaknai sebatas penghormatan saja terhadap yang sudah meninggal, namun ada pandangan lain yaitu pandangan teologis.
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat tiga fokus penelitian yaitu: 1). Makna Tradisi Seripahan Kepaten di Janget Desa Morang Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. 2). Bagaimana Bentuk Tradisi Seripahan Kepaten di Desa Morang Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. dan 3). Bagaimana Pandangan Islam tentang Tradisi Seripahan Kepaten di Desa Morang Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.
Adapun hasil penelitian dari pengumpulan data di lapangan ditemukan bahwa: 1). Makna dari Tradisi Seripahan Kepaten adalah sebagai wujud solidaritas warga kepada warga yang lainnya. Kepaten adalah musibah kematian yang menimpa jadi Seripahan kepaten adalah tindakan solidaritas warga dalam rangka membantu warga yang terkena musibah kematian atau kepaten. Dan 2) bentuk Tradisi Seripahan Kepaten bermacam-macam sesuai dengan kemampuan yang diberikan. Bagi para kaum hawa biasanya mendatangi rumah pihak yang Kepaten dengan bawa beras dan yang tidak mampu memberi beras memberikan bahan makanan lainnya seperti ubi, ketela dan hasil bumi lainnya sebagai bentuk bantuan bagi keluarga yang tertimpa musibah. Sementara yang laki-laki membantu dengan mengerahkan tenaga seperti menggali keramatan, menggalang dana bantuan di jalan umum serta mengiring Jenazah. 3) Pandangan Islam tentang Tradisi Seripahan adalah Karena mayoritas masyarakat Janget berkiblat Kepada NU dan sudah menjadi tradisinya yang di akui oleh Organisasi NU, kalau ada keluarga yang meninggal, maka ada tamu yang takziyah, baik tetangga dekat walaupun tetangga jauh.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Abu Sufyan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Aqidah Aqidah Wajib Belajar > Aqidah Aqaid dan Ilmu Kalam |
||||||
Keywords: | Tradisi; Kepaten. | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : Kuntum L.R------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 25 Feb 2015 13:35 | ||||||
Last Modified: | 25 Feb 2015 13:38 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/1148 |
Actions (login required)
View Item |