ILMU KALAM : ALIRAN SEKTE, TOKOH, PEMIKIRAN DAN ANALISA PERBANDINGAN ALIRAN KHAWARIJ, MURJIÁH DAN MU'TAZILAH

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Kiswati, Tsuroya (2014) ILMU KALAM : ALIRAN SEKTE, TOKOH, PEMIKIRAN DAN ANALISA PERBANDINGAN ALIRAN KHAWARIJ, MURJIÁH DAN MU'TAZILAH. UIN Sunan Ampel Surabaya Press, Surabaya, pp. 1-176. ISBN 978-602-7912-60-1

Preview

Text
Ilmu Kalam.pdf
Download (1MB) | Preview

Abstract

Ilmu kalam atau teologi Islam membahas tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan Tuhan. Masalah yang dibahas di antaranya, pembagian ilmu Tuhan dan ilmu manusia, sifat-sifat Tuhan yang wajib, boleh dan mustahil bagi Tuhan, Hubungan antara Tuhan dan manusia yang menyangkut Perbuatan Tuhan: kekuasaan, kehendak, keadilan Tuhan, perbuatan manusia, surge neraka, janji dan ancaman, yang baik dan terbaik dan lain sebagainya.Di dalam Islam, aliran ilmu kalam ini muncul setelah pergolakan politik antara kelompok ‘Ali bin Abi Talib, dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Setelah peristiwa al-tahkim (arbitrase), kelompok yang kecewa hasil arbitrase memisahkan diri dari orang didukungnya dan yang dimusuhinya, menjadi kelompok tersendiri dan menamakan diri sebagai kelompok Khawarij. Merekalah kelompok teologi pertama dan tertua dalam Islam dan diikuti oleh Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyah dan Syi’ah. Mereka semua membahas masalah pokok yang berkaitan dengan Tuhan. Akan tetapi kelompok yang muncul akibat persoalan politik ini meluas menjadi persoalan akidah dan agama. Di dalam buku ini membahas tiga kelompok besar: Khawarij, Murji’ah dan Mu’eaztlah beserta sekte-sektenya dan tokoh juga pemikirannya. Kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan pendapat kelompok lain dan akhirnya didapat kesimpulan sebenarnya semua kelompok teologi Islam ini, walaupun kelihatannya berbeda, tetapi pada kesimpulannya sama, hanya tinjauan cara pandang yang berbeda, sehingga kesimpulannya terlihat berbeda pula. Pembahasan di sini ditekankan pada terjadinya pergolakan cara berpikir umat Islam yang amat bermacam-macam dan bervariasi. Ini menunjukkan bahwa Islam membuka wacana cara berpikir yang luas, fleksibel, berbobot dan bias diterapkan pada semua zaman, keadaan dan tempat.