This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Zaini, Achmad (1998) Upaya para nasionalis islami dalam memperjuangkan konstitusi negara Republik Indonesia. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (483kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (162kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (638kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (10MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (948kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Proklamasi kemerdekaan indonesia yang dikumandangkan pada tanggal 17 agustus 1945 telah merubah status bangsa indonesia secara mendasar, dari bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka. Suatu perintah pusat republik segera dibentuk di jakarta, pemerintah ini menyetujui konstitusi yang telah dirancang oleh PPKI. Akan tetapi pihak angkatan laut jepang memperingatkan, bahwa orang orang indonesia yang beragama kristen di wilayahnya tidak akan menyetujui peranan istimewa islam dalam piagam jakarta, sekalipun anak kalimat setelah sila ketuhanan tidak mengikat mereka. Demi menjaga keutuhan bangsa, pada tanggal 18 agustus 1945 sehari setelah proklamasi diadakan rapat mendadak. Adapun masalah yang di bahas adalah sebagai berikut 1). Kondisi real umat islam indonesia 2). Partai islam dan aspirasi politiknya 3). Perjuangan para nasionalis islami dalam mewujudkan cita cita konstitusional? Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa intensitas islamisasi yang tidak merata setidaknya memberikan kontribusi cukup besar terhadap terbentuknya pola pengelompokkan santri abangan. Dikhotomi santri abangan ini dalam perkembangan selanjutnya menjadi serius ketika diikuti oleh sistem pengelompokkan politik dalam upaya merebut kemerdekaan. Pengelompokkan itu secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu nasionalis islami dan nasionalis sekuler. Nasionalis islami dan nasionalis sekuler telah memberi warna dominan dalam perdebatan konstitusional, baik dalam BPUPKI maupun dalam majelis konstitute. Perdebatan yang berlangsung dalam tensi yang sangat tinggi itu ternyata dipicu oleh keinginan untuk menjadikan islam atau pancasila sebagai dasar negara. Faktor utama kegagalan pemimpin islam dalam mewujudkan cita cita konstitusional disebabkan tidak dihayatinya permasalahan tersebut. Bahkan meskipun dari anggota badan penyelidik maupun konstituante mayoritas muslim, namun sebagaian besar mereka lebih menyukai bentuk negara dalam artian yang umum. Meskipun demikian, kegagalan pihak nasionalis islami dalam memperjuangkan aspirasi politiknya bukanlah kegagalan total. Sebab pancasila yang lahir dari kristalisasi nilai nilai kepribadian bangsa indonesia yang bheneka, sebagaimana tercermin dalam perdebatan konstitusional, mengandung nilai nilai islam yang universal. Disamping itu sebagai dasar negara yang yang menjiwai kontitusi republik indonesia, pancasila mempunyai aspek kesamaan dengan piagam madinah, yang dalam ungkapan autentik dari islam adalah konstitusi ideal.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Aqidah Aqidah Wajib Belajar > Aqidah Filsafat |
||||||||
Keywords: | Nasionalis; Islami; Konstitusi | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||||
Depositing User: | Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||||
Date Deposited: | 11 Jan 2017 00:58 | ||||||||
Last Modified: | 20 Nov 2020 08:38 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/14780 |
Actions (login required)
View Item |