This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Suyonno, Edy (1996) Konsepsi ketuhanan dan jiwa Ibnu Sina. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (61kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (155kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (437kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (323kB) | Preview |
Abstract
Problematika ketuhanan merupakan persoalan metafisika yang paling kompleks dan tua, demikian pula problematika kejiwaan. Pada mulanya orang memecahkan secara wajar yang kemudian diperdebatkan dan difilsafatkan. Problematika ini kemudian menjadi objek kajian dari tokoh agama dan moral, dari ilmuwan dan filosof. Asasnya adalah ide ketuhanan, yakni pemikran kelas tinggi dikarenakan ketinggian obyek pembahasannya dan dianggap sebagai sebongkah pemikiran paling tinggi yang pernah dicapai oleh manusia. Masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana pemikiran ibnu sina tentang jiwa dan eksistensi Tuhan. Dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami pemikiran ibnu sina tentang Tuhan dan jiwa. Pembahasan skripsi ini menggunakan sumber literature yakni kepustakaan dengan metode komparatif, analisa, dan sintesa. Yang pada akhir pembahasan mengahasilkan suatu kesimpulan diantaranya bahwa konsepsi ketuhanan Ibnu Sina adalah Tuhan itu sesuatu yang harus ada dengan sendirinya (al wajibul wujud bi dzatihi), tidak ada sesuatu apapun juga yang menyekutukannya dalam substansinya, kerena ia tidak memiliki tandingan maupun lawan, genus diferensia maupun batasan. Dari dia itulah bermula semua wujud lain. Ia maha Esa dan sempurna. Ia adalah khaie mad (kebaikan semata), al haq (kebenaran) juga aqlul mahd (akal murni) yang tidak berkaitan dengan materi apapun ia mengetahui segala sesuatu dari segi adanya sesuatu itu di dalam rangkaian umum system alam. Jiwa adalah susbtansi spiritual yang berdiri sendiri, sebagai kesempurnaan awal bagi jisim alam organis, yang mempunyai tabiat berbeda dengan jasmani. Jiwa lebih istimewa dari pada jasmani. Jiwa tidak akan hancur (kekal) dengan hancurnya jasmani. Adapun dalam menetapkan asal-usul jiwa, ibnu sina nampak belum mantapsehingga mempunyai pendirian yang berbeda bahkan saling bertentangan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Aqidah Aqidah Wajib Belajar > Aqidah Filsafat |
||||||||
Keywords: | Ketuhanan; Jiwa; Ibnu Sina; Spiritual | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Arsip Ushuluddin | ||||||||
Depositing User: | Editor : Abdul Wahid------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||||
Date Deposited: | 07 Apr 2015 08:01 | ||||||||
Last Modified: | 08 Jun 2020 15:39 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/1574 |
Actions (login required)
View Item |