This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Suyitno, Ach. Suyitno (1999) Makna kematian menurut filsafat eksistensialisme theis dan atheis. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (582kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (225kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (255kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (553kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (456kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (398kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (422kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (404kB) | Preview |
Abstract
Seseorang mempunyai pandangan filosofis yang mempersepsikan kematian sebagai prose alamiah berakhirnya hidup atau mempersepsikannya dengan pandangan ini mencerminkan bagaimana pemikiran manusia menafsirkan kematian. Yang nampak jelas bagi kita adalah keniscayaan mati pada diri kita, kendati diri kita sendiri belum dan tidak akan tahu kapan hal itu terjadi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; 1. Apa yang dimaksud dengan kematian, 2. Bagaimana pandangan filsafat eksistensialisme teis dan ateis tentang kematian, 3. Bagaimana makna kematian menurut filsafat eksistensialisme teis dan ateis. Metode pembahasan penelitian ini menggunakan metode induksi, metode deduksi, metode komperasi dan metode evaluasi kritis. Kesimpulan penelitian ini adalah; 1. Perngertian kematian yang dinisbatkan kepada manusia cukup beragam artinya tergantung pada pendekatan yang dipakai dalam memahaminya. Secara pengetahuan indrawi kematian diartikan sebagai keadaan manusia terlepas dari nyawanya dengan tanda-tanda tidak adanya gerakan pada tubuh dan jalan darah terhenti. Secara keilmuan, kematian merupakan peristiwa disfungsional dari sebagian anggota organ tubuh manusia. Dari sudut pandang filsafat, kematian adalah terlepasnya unsur non material yang berupa roh dari jasad manusia. 2. Dalam filsafat eksistensialisme ateis, sebagaimana terungkap dalam pemikiran Jean Paul-sartre dan Albert Camus, bahwa kematian merupakan kejadian berakhirnya eksistensi manusia dan merupakan puncak absurditas manusia dalam meraih keotentikan hidup. Sedangkan dalam pandangan filsafat eksistensialisme teis, sebagaimana terungkap dalam pemikiran Martin Heidegger, Karl Jaspers dan Gariel Marcel, bahwa kematian merupakan landasan bagi manusia untuk menciptakan kehidupan bermakna dan sekaligus wahana untuk merealisasikan penyempurnaan eksistensinya. 3. Makna kematian dalam filsafat eksistensialisme ateis sebagai keberakhiran eksistensi manusia dapat berimplikasi pad acara pandang yang psimistik dan bahkan nihilistik terhadap kehidupan, karena kehidupan manusia dipandangnya adalah sis-sia belaka di saat ekspresi manusia untuk bereksistensi akhirnya dimusnahkan oleh kematian. Kematian yang dalam pandangan filsafateksistensialisme ateis sebagai absurditas mengakibatkan manusia terjerat dalam kecemasan, ketakutan dan keterasingan diri yang bisa melemahkan nilai-nilai bersikap dan nilai-nilai kreatifitas
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Filsafat > Filsafat Islam Kematian |
||||||
Keywords: | makna kematian; filsafat eksistensialisme; theis dan atheisme | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : samid library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 24 May 2017 05:01 | ||||||
Last Modified: | 24 May 2017 05:01 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/17033 |
Actions (login required)
View Item |