This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Amin, Choirul (1996) Paradigma Islam terhadap emansipasi wanita. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (654kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (122kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (654kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (7MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (6MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (791kB) | Preview |
Abstract
Istilah emansipasi bermakna kemerdekaan, pembebasan (dari kekangan). Dalam abad 19-20 istilah itu menyangkut kaum waita yaitu memberikan hak, kesempatan dan tanggung jawab yang sama dengan kaum laki-laki. Emansipasi wanita berangkat dari asumsi bahwa ada ketidak adilan terhadap kaum wanita sepanjang perdaban. Disinilah peranan Islam sangat istimewa karena Islam merupakan sistem realitas, mengikuti fitrah manusia dan tidak menentang dari naluri yang wajar. Rumusan masalah penelitian ini adalah; 1. Apa yang menyebabkan timbulnya gerakan emansipasi wanita. 2. Prinsip-prinsipapa saja yang diajarkan oleh emansipasi waita di dunia Barat. 3. Faktor-faktor apa saja yang membawa pengaruh terhadap wanita Islam. Etode pembahasan penelitian ini menggunakan metode induktif, metode deduktif dan metode comparative. Kesimpulan dari penelitian ini adalah; 1. Di dunia Barat, lahir gerakan emansipasi wanita yang telah mengeksploitasi kebebasan secara mutlak, hal ini disebabkan latar belakang wanita yang tidak mendapatkan haknya sebagai manusia. Islam dating untuk menghapuskan kejahiliyahan tersebut dan membebaskan manusia dari kerusakan yang ditimbulkan oleh kezaliman dan kesesatan. 2. Kebebasan yang diberikan Islam terbatas oleh aturan-aturan syara’. Dalam hal ini wanita dan pria mempunyai hak dan kewajiban masing-masing sesuia dengan kodrat dan kemampuannya. Wanita adalah tanggung jawab pria yang mempunyai fungsi mengemban tugas di dalam rumah, sehingga wanita tidak berkewajiban mencari nafkah. Islam tidak melarang wanita untuk bekerja di luar rumah, tetapi larangan tersebut harus disertai konsep yang beralasan. 3. Kebutuhan manusia berbeda-beda dengan keadaan zaman dan lingkungan mereka. Karena itu berbeda pula tradisi dan pengetahuan mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan bentuk kebutuhan itu. Tradisi merupakan salahsatu prinsip syara’. Maka tradisi yang benar adalah yang tidak bertentangan dengan nash-nash Qothí dalam al-Qurán dan As-Sunnah
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Emansipasi wanita Islam dan Ilmu Pengetahuan |
||||||
Keywords: | paradigm Islam; emansipasi wanita | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Perbandingan Agama | ||||||
Depositing User: | Editor : samid library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 05 Jun 2017 03:21 | ||||||
Last Modified: | 05 Jun 2017 03:21 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/17125 |
Actions (login required)
View Item |