This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
As'ad, Muchammad ichsan (2017) Tarekat syadziliyah dalam pemberdayaan pendidikan dan ekonomi: studi kasus tarekat syadziliyah di Kabupaten Blitar. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (4MB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (210kB) | Preview |
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (453kB) |
||
|
Text
Bab 1.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (4MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (367kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (472kB) | Preview |
Abstract
Tarekat selama ini lebih dipersepsikan oleh sebagian orang sebagai kegiatan-kegiatan yang hanya bersifat ritual atau wiridan saja, hal tersebut tidak berlaku untuk tarekat Syadziliyah yang ada di Blitar, dikarenakan Tarekat Syadziliyah di Blitar mempunyai program-program kegiatan yang bersifat pemberdayaan terhadap pengikutnya baik dalam hal pendidikan maupun ekonomi. Dalam rangka memudahkan program-program tersebut Tarekat Syadziliyah melakukan pendataan untuk semua pengikutnya di kabupaten Blitar
Pengikut Tarekat Syadziliyah di kabupaten Blitar mengambil baiat dari pondok PETA Tulungagung, pondok PETA Tulungagung didirikan oleh KH. Mustaqim bin Husain beliau mendapat ijazah Tarekat Syadziliyah dari KH. Abdul Razak (Tremas) pada masa kepemimpinan KH. Mustaqim bin Husain ini lebih dikenal dengan istilah babat alas. Sepeninggal KH. Mustaqim bin Husain kemursyidan dilanjutkan oleh KH. Abdul Djalil bin Mustaqim, pada masa ini pondok PETA mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan pada masa KH. Abdul Djalil bin Mustaqim ini dikenal dengan istilah pengembangan. Sepeninggal KH. Abdul Djalil bin Mustaqim dilanjutkan oleh KH. Charir Sholahuddin, pada masa ini dilakukan pendataan kepada murid Tarekat yang berada di bawah naungan pondok PETA Tulungagung, pada masa KH. Charir Sholahuddin ini lebih dikenal dengan istilah penataan. Dalam rangka memudahkan pendataan terhadap pengikutnya, pondok PETA membentuk lembaga Sultan Agung 78 yang bertugas mendata jamaah, dari hasil pendataan yang dilakukan terhadap murid pondok PETA kemudian dipetakan potensi-potensi yang ada di setiap wilayah jamaah pondok PETA, salah satu yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan diberdayakan adalah kabupaten Blitar, program yang sudah dikembangkan dan diberdayakan dalam bidang ekonomi di kabupaten Blitar adalah dengan pertanian organik dan dengan kolam ikan gurami. Pemberdayaan dalam bidang pendidikan yang sudah terlaksana oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) PETA dengan melakukan kegiatan kejar paket A, B dan C. Dalam rangka mempermudah dan memperlancar proses pendataan murid pondok PETA Tulungagung pengurus ditingkat kabupaten selalu berkoordinasi dengan pengurus ditingkat pusat.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Pendidikan Islam > Pendidikan Islam - Media Tasawuf |
||||||
Keywords: | Tarekat syadziliyah; Pemberdayaan pendidikan; Ekonomi | ||||||
Divisions: | Program Magister > Pendidikan Agama Islam | ||||||
Depositing User: | Asad M. Ichsan | ||||||
Date Deposited: | 09 Aug 2017 07:29 | ||||||
Last Modified: | 09 Aug 2017 07:29 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/18563 |
Actions (login required)
View Item |