This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nugroho, Hassan (2017) Dimensi teologi dalam ritual sedekah bumi masyarakat Made. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (847kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (282kB) | Preview |
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (408kB) |
||
Text
Bab 1.pdf Download (637kB) |
||
Text
Bab 2.pdf Download (553kB) |
||
Text
Bab 3.pdf Download (888kB) |
||
Text
Bab 4.pdf Download (717kB) |
||
|
Text
Bab 5.pdf Download (299kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (414kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini berangkat dari fenomena tradisi sedekah bumi di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya. Tradisi sedekah bumi yang umumnya dilakukan oleh masyarakat desa (pertanian) di Jawa, ternyata tetap dipertahankan hingga kini oleh masyarakat Made. Saat ini masyarakat Made bukan lagi masyarakat pertanian, tetapi sudah menjadi bagian dari masyarakat modern Surabaya. Umumnya kegiatan sedekah bumi, dilakukan oleh masyarakat pertanian sebagai wujud syukur kepada Zat Ghaib yang dianggap menguasai pertanian dan menentukan keberhasilan dan kegagalan panen. Menjadi menarik karena dalam keadaan demikian ritual sedekah bumi tetap dilakukan masyarakat Made. Dengan kata lain nilai-nilai teologis dalam ritual sedekah bumi memiliki dimensi sedemikian rupa agar sejalan dengan perkembangan realitas sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) mendeskripsikan realitas masyarakat Made, (b) mendeskripsikan praktik tradisi sedekah bumi dalam masyarakat Made, (c) mendsekripsikan dimensi-dimensi teologis yang terkandung dalam ritual sedekah bumi masyarakat Made. Metodologi dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) masyarakat Made mulanya adalah masyarakat pertanian, karena pengaruh pembangunan (perluasan kota) kini telah menjadi masyarakat modern, namun unsur pertanian masih dipertahankan sebagian kecil melalui pelaksanaan urban farming; (b) sedekah bumi sudah menjadi tradisi yang turun temurun di masyarakat Made. Tujuannya tidak hanya sekedar bersyukur dan memohon keselamatan bagi masyarakat Made, tetapi juga menghargai bumi dan membangun persaudaraan sesama warga. Prosesi inti dalam ritual sedekah bumi, yaitu tumpeng/gunungan yang kemudian dikumpulkan di punden, dan doa bersama. Tumpeng memiliki makna filosofis bentuk gunung sebagai simbol bumi, simbol kehidupan. Sedangkan acara seliannya berfungsi sebagai penyemarak seperti seni gulat okol, wayang kulit, ludruk, dan sebagainya; (c) dimensi-dimensi teologis dalam ritual sedekah bumi dikembangkan sedemikian rupa agar sejalan dengan situasi realitas sosial yang melingkupinya, yaitu perkembangan masyarakat Made modern, secara umum terdiri atas tiga hal yaitu: (1) kepercayaan terhadap Zat Ghaib yang diistilahkan dengan Tuhan YME; (2) nilai-nilai menghargai bumi (alam). Hal tersebut sejalan dengan perubahan realitas kealaman di wilayah Made, yang mengindikasikan menuju kerusakan; (3) nilai-nilai untuk hidup rukun dan berdampingan. Hal tersebut sejalan dengan realitas sosial masyarakat Made yang plural.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Budaya - Agama Kebudayaan Jawa |
||||||
Keywords: | Sedekah bumi; Dimensi teologi; Masyarakat Made | ||||||
Divisions: | Program Magister > Dirasah Islamiyah | ||||||
Depositing User: | nugroho hassan | ||||||
Date Deposited: | 15 Aug 2017 02:07 | ||||||
Last Modified: | 15 Aug 2017 02:07 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/19567 |
Actions (login required)
View Item |