This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Tamlikha, Tamlikha (2017) Keharaman babi dalam al-Qur`an: telaah penafsiran ayat-ayat keharaman babi dengan pendekatan sains. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Tamlikha bin Achmad Mu'idi_E43213087.pdf Download (793kB) |
Abstract
Al-Qur’an merupakan kitab bagi umat manusia, tanpa ada memberatkan antara satu kaum dan satu kaum yang lain. Al-Qur’an juga merupakan bukti keesaan Allah SWT yang telah mencipta segala sesuatu dengan begitu detailnya. Melalui al-Qur’an lah manusia dapat mengambil pengajaran atau hikmah yang akan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh sang pencipta, meski pembuktiannya tersebut dibuktikan setelah berkembangnya teknologi dan zaman. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pandangan mufassir tentang ayat-ayat larangan mengkonsumsi babi? 2) bagaimana pembuktian penafsiran tersebut jika ditinjau dari sudut pandang ilmu sains? Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa agaimana Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang keharaman babi, dan membuktikan maksud ayat-ayat yang menjelaskan keharaman babi dengan penjelasan ilmu sains. Penelitian dalam hal ini menggunakan metode maudhu’i yang bercorak ilmi yaitu menganalisi semua penafsiran-penafsiran dengan ditinjau dari aspek asbabun nuzul dan lain-lainnya.Penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya manusia yang tidak memahami akan hal keharaman-keharaman yang diturunkan oleh Allah mempunyai mudharrat yang besar. Dimana orang menganggap bahwa kandungan-kandungan tersebut dapat dihilangkan begitu saja menggunakan teknologi-teknologi yang canggih. Hasil penelitian menyimpulkan,babi adalah hewan yang dikandungi dengan cacing-cacing yang bisa membahayakan manusia. Dari kehidupannya yang menjijikkan, dan pola makannya yang kotor maka babi diharamkan untuk dikonsumsi. Jika ditinjau dari aspek sains, pengkonsumsian daging babi yang terkandung banyak sekali cacing, bisa mengakibatkan sang konsumen mendapat penyakit-penyakit yang tidak terhingga. Meski ada yang mengatakan bahwasanya cacing-cacing bisa dibersihkan dari daging babi. Mereka tidak sadar bahwasanya ini sudah menjadi perintah Allah SWT untuk umat manusia yang harus ditaati. Barang siapa yang melanggar pasti dikenakan azab Allah yang sangat besar di dunia, maupun di akhirat.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Tafsir > Tafsir Al Qur'an Tafsir |
||||||
Keywords: | Makanan Haram; Keharaman Babi; Pendekatan Sains | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis | ||||||
Depositing User: | Mu`idi Tamlikha Bin Achmad | ||||||
Date Deposited: | 10 Oct 2017 04:34 | ||||||
Last Modified: | 13 Mar 2019 03:20 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/20535 |
Actions (login required)
View Item |