Hubungan antara motivasi berwirausaha dengan kecemasan menghadapi masa pensiun Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Sidoarjo

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Masyita, Dewi (2009) Hubungan antara motivasi berwirausaha dengan kecemasan menghadapi masa pensiun Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Sidoarjo. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Dewi Masyita_B07205059.pdf
Download (10MB) | Preview

Abstract

Masa pensiun bagi seorang pegawai menipakan suatu rangkaian proses kerja yang dengan pasti merupakan gerbang yang harus dilalui, namun masih sering pada tahap awal memberikan dampak yang kadang dapat mengarah pada aspek kejiwaan dan menjadikan perubahan yang pada sebagian orang dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Kecemasan menghadapi masa pensiun terjadi karena adanya perasaan cemas akan berkurangtiya sumber keuangan. Dengan berkuarngnya sumber keuangan itu maka seorang pegawai tennotivasi untuk berwirausaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi berwirausaha dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Adapun hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara motivasi berwirausaha dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil di Kabupaten Sidoarjo berjumlah 55orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampels. Berdasarkan hash l uji Kendal Tau diperoleh nilai Z hitung sebesar 5,606 dengan Z tabel 1,96 dengan signifikanis 0,000. Dengan demikian terdapat hubungan yang sangat signifikan antara motivasi berwirausaha dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pegawai negeri sipil di Kabupaten Sidoarjo. Hai ini berarti motivasi berwirausaha dengan aspek-aspek yang ada di dalamnya dapat dijadikan prediktor untuk mengukur kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Ada perbedaan yang signifikan antara motivasi berwirausaha dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan saat penggalian data tidak hanya menggunakan kuosioner saja, tetapi juga menggunakan metode wawancara dan observasi sehingga data yang diperoleh lebih akurat.