This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Lailiyah, Inayatul (2018) Hadis keutamaan bercocok tanam sebagai revitalisasi profesi petani: kajian ma'ani al-hadis dalam musnad Imam Ahmad no. indeks 12495 dengan pendekatan sosio-historis. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Inayatul Lailiyah_E95214029.pdf Download (66MB) |
Abstract
Pada hakikatnya hadis harus selalu diinterpretasikan di dalam situasi-situasi yang baru untuk menghadapi problema yang baru, salah satunya dalam menginterpretasikan hadis keutamaan bercocok tanam. Petani sebagai manusia dalam kancah pembangunan diakui hak-hak asasinya, tetapi di lain pihak petani begitu akrab dengan kemiskinan dan ketidakberdayaan. Mengingat hadis bukan sekedar teologi wahyu, maka dalam penelitian ini hadis keutamaan bercocok tanam akan diproyeksikan oleh penulis sebagai suatu solusi dan motivasi dalam problema sosial yang dihadapi oleh umat Islam di Indonesia yang berprofesi sebagai petani. Penelitian ini diorietasikan untuk menjawab tiga pokok permasalahan, pertama kehujjahan hadis keutamaan bercocok tanam dalam Musnad Imam Ahmad, kedua interpretasi hadis tersebut dengan pendekatan sosio-historis, ketiga relevansi hadis keutamaan bercocok tanam dalam konteks status sosial petani. Penelitian ini menggunakan jenis metode kualitatif yang datanya bersumber dari kepustakaan (library reaserch) dengan menggunakan metode penyajian data secara deskriptif dan analitis. Penelitian ini menggunakan kitab Musnad Ima>m Ahmad sebagai sumber utama dibantu dengan beberapa kitab hadis standard lainnya. Kemudian dianalisa menggunakan metode kritik sanad dan matan dan menerapkan kajian keilmuan ma’ani al-hadis model pendekatan sosio-historis dan teori status sosial dalam menganalisa status sosial. Adapun hasil dari penelitian ini pertama, hadis keutamaan bercocok tanam dalam Musnad Imam Ahmad no. indeks 12495 berkualitas sahih, dan termasuk kategori hadis maqbub ma’mulun bih sehingga dapat dijadikan hujjah. Kedua, interpratasi hadis tersebut adalah Nabi Muhammad ingin mengkritik pola pikir dan kehidupan sosial masyarakat Arab yang memandang rendah suatu golongan berdasarkan pekerjaan dan kekayaanya. Meskipun petani (kaum Anshar) hidup dalam kesederhanaan, tetapi mereka melakukan suatu pekerjaan yang mengandung banyak kemaslahatan untuk lingkungan dan makhluk hidup lainnya, sehingga reward sedekah Allah limpahkan kepada mereka. Ketiga, minimnya ilmu pengetahuan petani dan tidak ada kemampuan lebih yang mereka miliki, menempatkan petani dalam strata sosial yang rendah. Oleh karena itu, pendidikan bagi petani sangat diperlukan dan kandungan hadis keutamaan bercocok tanam akan menjadi suatu upaya dalam merevitalisasi petani di Indonesia untuk menghadapi problema tersebut. Bahwasanya Islam sebagai suatu agama tidak memandang seseorang berdasarkan pekerjaannya, dalam Islam profesi petani sangat dimuliakan. Hal ini memberi isyarat bahwa hadis benar-benar dapat membumi di semua kalangan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Pertanian Sosiologi Hadis |
||||||
Keywords: | Petani; musnad Imam Ahmad; pendekatan sosio-historis | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis | ||||||
Depositing User: | Lailiyah Inayatul | ||||||
Date Deposited: | 09 Feb 2018 03:52 | ||||||
Last Modified: | 09 Feb 2018 06:01 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/22432 |
Actions (login required)
View Item |