This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Hidayatullah, Muhammad Taufiq (2015) AL ISTI’ARAH FI QASHIDAH SIMTU AL DURAR : DIRASAH BALAGHIYAH. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (196kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (356kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (531kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (664kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (377kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (662kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (401kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (419kB) | Preview |
Abstract
Dalam kehidupan sehari-hari bahasa sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu maksud tertentu kepada orang lain. Setelah mengalami perkembangan, pengguna bahasa tidak terbatas hanya pada pengungkapan sederhana kemudian selesai. Akan tetapi sudah menggunakan variasi-variasi tertentu sehingga menjadi menarik dan tidak membosankan,salah satu di antaranya adalah majaz yang terbagi dalam dua bagian di antaranya majaz aqli dan majaz lughawi. Adapun pembahasan isti’arah merupakan bagian dari majaz lughawi. Isti’arah mempunyai arti tasybih, dan hubungan makna haqiqi dan majazinya adalah musyabahah. Isti’arah juga merupakan peminjaman lafadz, tetapi yang dikehendaki bukan makna aslinya, dan ada qarinahnya bahwa yang dikehendaki bukan makna aslinya.
Al-Habib Al-Imam Al Allamah Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi dilahirkan pada hari jum’at 24 syawal 1259 H di qasam, sebuah kota di Hadrhomaut, Yaman. Banyak karangan kitab beliau yang termasyhur, di antaranya kitab maulid yang diberi nama simtu durar atau yang dikenal dengan maulid al-Habsyi. Kitab ini bertutur tentang sejarah hidup manusia nan agung serta puji-pujian tehadapnya, Nabi Muhammad SAW dalam bentuk syair dan bait-bait.
Dalam skripsi ini penulis akan membahas tema Isti’arah dalam qasidah Simtu Durar, yang mengacu pada dua permasalahan, yaitu :
1. Berapa jumlah Isti’arah dalam qasidah Simtu Durar?
2. Apa saja macam-macam Isti’arah dalam qasidah Simtu Durar?
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakn metode deskriptif kualitatif. Adapun tahap-tahap penelitian ini adalah : membaca dan memahmi teori-teori yang berkaitan dengan Isti’arah, mengumpulkan data berdasarkan referensi yang berhubungan dengan bahasa penulis dan menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam bentuk skripsi.
Setelah melewati pembahasan yang panjang lebar, akhirnya penulis menyimpulkan bahwa qasidah Simtu Durar banyak mengandung makna majazi yang digunakan untuk memperindah gaya bahasa. Penulis juga menyebutkan contoh-contohnya, namun karena keterbatasan waktu dan kemampuan, dalam skripsi ini penulis hanya menyebutkan isti’arah tashrihiyah, makaniyah, ashliyah, tab’iyah, murasyahah, mujarradah, dan mutlaqah. Dengan adanya isti’arah dalam qasidah arab khususnya qasidah Simtu Durar dapat ditemukan keindahan terungkap dari susunan qasidah tersebut, sehingga para pembaca dan pengkaji qasidah arab akan lebih semangat untuk terus mendalami makna-makna syi’ir dan keindahannya
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Surya Kuswati | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Kesusastraan > Sastra Arab Kesusastraan > Sastra Islam |
||||||
Keywords: | Istiarah; Qasidah; Simtu Durar; Sastra | ||||||
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Bahasa dan Sastra Arab | ||||||
Depositing User: | Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 29 Oct 2015 07:06 | ||||||
Last Modified: | 29 Oct 2015 07:06 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/2500 |
Actions (login required)
View Item |