This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nurlayl, Ummu Salama (2015) BURUH DAN GERAKAN SOSIAL : STUDI TENTANG DEMONTRASI FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA (FSPMI) DALAM MENYIKAPI KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI TENTANG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KABUPATEN SIDOARJO. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (159kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (168kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (378kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (286kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (723kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (172kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (249kB) | Preview |
Abstract
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yakni tentang demontrasi buruh yang menginginkan kenaikkan upah yang sesuai. Namun dari suatu rumusan masalah tersebut terdapat sebuah sub pembahasan didalamnya, antara lain : 1) Pembahasan mengenai proses sebelum terjadinya sebuah aksi demontrasi dan 2) Dampak yang dirasakan setelah melakukan aksi demontrasi serta terdapat tanggapan dari pihak perusahaan akan tuntutan dari demontrasi.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada aksi demontrasi buruh yang menuntut kenaikkan UMR ini adalah konflik sosial dan kelas sosial dari Karl Marx. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa : (1) Proses sebelum terjadinya sebuah aksi demontrasi ini ada langkah-langkah yang perlu dijalani terlebih dahulu, seperti sudah menjadi struktur wajib dengan adanya konsep, lobi dan aksi agar demontrasi yang dilakukan oleh para buruh ini bisa berjalan dengan baik dan bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pertama adalah konsep yang secara struktural FSPMI itu sendiri biasanya mengumpulkan para pimpinan wilayah yang menguasai provinsi dipusat untuk mengadakan rakor, tentang pembahasan konsep Upah Minimum Kabupaten ini akan seperti apa, seharusnya bagaimana, juga adanya perhitungan Upah Minimum Regional dan memiliki target. Setelah konsep bisa dirundingkan antar sesama pimpinan dan anggota yang mengikuti rakor, baru hasil rakor yang telah diperundingkan tersebut dilobikan dengan pemerintah maupun gubernur untuk mendapatkan hasil sepakat. Apabila lobi yang dilakukan tidak mendapatkan kata sepakat, barulah langka ketiga yaitu aksi itu muncul untuk bisa mendapatkan hak-hak yang telah dituntut. (2) Dampak setelah melakukannya aksi demontrasi ini akan berimbas pada salah satu pihak antara pihak perusahaan atau pun sebaliknya pada buruh itu sendiri, karena hasil yang diperoleh dari demontrasi tersebut pasti akan merugikan salah satu pihak, walaupun salah satu pihak tersebut bisa menerima hal tersebut seiring berjalannya waktu yang mereka jalani dari hasil yang didapatkan. Dampak yang diterima buruh yaitu maslah pengurangan karywan yang diputuskan oleh pihak perusahaan dan dampak yang menguntungkannya yaitu hasil yang telah dituntutkan bisa tercapai dengan kenaikkan upah 30% dari sebelumnya. Karena permasalahan sosial yang terjadi dilingkungan sekitar akan timbul dengan sendirinya tanpa disadari oleh masyarakat sendiri.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Additional Information: | Warsito | ||||||
| Creators: |
|
||||||
| Subjects: | Kesejahteraan Sosial Sosiologi |
||||||
| Keywords: | Buruh; Gerakan Sosial; Kebijakan; Demontrasi; UMR | ||||||
| Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi | ||||||
| Depositing User: | Mr. Hanafi | ||||||
| Date Deposited: | 07 Nov 2015 08:20 | ||||||
| Last Modified: | 07 Nov 2015 08:20 | ||||||
| URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/2560 |
Actions (login required)
 |
View Item |
