This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Human, Fajar Islami (2018) Makna kata adna dan khayr dalam surat al-Baqarah ayat 61 menurut Tantawi Jauhari dan Fakhr al-Din al-Razy. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Fajar Islami Human_E93213153.pdf Download (4MB) |
Abstract
Penafsiran al-Qur’an adalah upaya manusia dalam menangkan makna dari firman Tuhan. Tentu bersifat nisbi. Maka perbedaan penafsiran adalah suatu kekayaan tersendiri dalam khazanah intelektual Islam. Di sisi lain tidak sedikit pula mufassir-mufassir yang menafsirkan al-Qur’an dengan prespektif yang baru, sehingga produk penafsirannya terdengar baru dan asin di telinga. Termasuk salah satu penafsiran yang terdengar asing adalah apa yang ditafsirkan oleh Tantawi Jauhari dan al-Razy dalam menafsirkan kata Adna dan Khayr dalam surat al-Baqarah ayat 61. Maka itu dalam skripsi ini, penulis mencoba mengamati landasan apa yang digunakan oleh Tantawi Jauhari dan al-Razy dalam menafsirkan kata adna dan khayr dalam surat al-Baqarah ayat 61. Dengan peranyaan: 1) Apa persamaan dan perbedaan penafsiran Tantawi Jauhari dan al-Razy ketika menafsirkan kata adna dan khayr dalam surat al-Baqarah ayat 61? 2) mengapa Tantawi Jauhari menafsirkan kata Khayr dalam surat al-Baqarah ayat 61 dengan makanan desa itu lebih baik dari pada makanan kota? 3) mengapa Al-Razy menafsirkan kata Adna dengan makanan yang diragukan adanya lebih rendah ketimbang yang sudah pasti adanya? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan menggunakan kerangka pembacaan dari teori-teori Ulumul Qur’an. Dalam kasus ini, teori munasabah dan teori lafadz ‘Amm-lah nantinya yang akan penulis jadikan kerangka teori untuk melihat dan menganalisa dari penafsiran Tantawi Jauhari dan al-Razy. Tidak lupa juga corak kedua tafsir dan kondisi sosial dan ilmu pengetahuan di mana mufassir hidup, penulis gunakan untuk menganalisa penafsiran keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tantawi Jawhari menafsirkan kata khayr adalah makanan desa dan kehidupannnya lebih baik dari pada makanan kota dan kehidupan yang ada di dalamnya. Sedangkan al-Razy menafsirkan kata adna yang berarti kerendahan dengan makanan yang diragukan adanya itu lebih rendah kedudukannya dari pada makanan yang sudah yakin adanya. Kedua penafsiran tersebur berbeda dikarenakan perbedaan teori yang digunakan dan corak tafsir keduanya yang berbeda. Jika Tantawi Jauhari menafsirkan kata Khayr dan Adna dalam surat al-Baqarah ayat 61 dengan menggunakan teori munasabah. Lain halnya dengan al-Razy yang menafsirkan kata Adna dalam surat al-Baqarah ayat 61 dengan teori lafadz ‘Amm. Corak yang digunakan Tantawi Jauhari adalah bercorak ilmi sedangkan al-Razy ia bercorak adabi.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Kesehatan Kesehatan Pemikiran Al Qur'an Tafsir |
||||||
Keywords: | Adna khayr; munasabah amm; surat al-Baqarah ayat 61; Tantawi Jauhari; Fakhr al-Din al-Razy | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||
Depositing User: | Islami Fajar | ||||||
Date Deposited: | 10 Aug 2018 03:35 | ||||||
Last Modified: | 10 Aug 2018 03:35 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/26997 |
Actions (login required)
View Item |