This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Darroini, M. Faizud (2018) Sistem pendidikan pondok pesantren dalam membentuk karakter kemandirian santri di pondok pesantren MAS Dungduro Taman Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
M. Faizud Darroini_D01214025.pdf Download (2MB) |
Abstract
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik salah satunya adalah kemandirian. Usaha dalam meraih keberhasilan dan ketuntasan dalam mencapai tujuan tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh segenap orang dan lembaga yang terlibat di dalam proses pendidikan, tidak terkecuali Pondok Pesantren. Pondok pesantren mulai awal proses berdirinya hingga sekarang, dikenal dengan lembaga pendidikan Islam yang paling mandiri. Kemandirian ini menjadi doktrin kiai pada santri. Kiai memandang perlu memberikan pelajaran keterampilan. Tujuannya adalah agar santri mampu hidup secara mandiri di tengah-tengah masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren MAS Dungduro Taman Sidoarjo dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: (1) Observasi; (2) Interview / Wawancara; dan (3) Studi Dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, sistem pendidikan pondok pesantren yang meliputi tujuan pendidikan, yakni mendewasakan santri, dilaksanakan dengan menerapkan kurikulum yang tidak nampak karena sesuai dengan kebijakan kiai, dan dilaksanakan dengan menggunakan empat metode pembelajaran tradisional khas pondok pesantren salaf, yakni wetonan, sorogan, hafalan, dan muhawarah. Dengan empat metode diatas, kiai menjadi media utama dalam pembentukan karakter mandiri pada santri. karena kiai sendiri merupakan cerminan dari pribadi dengan kemandirian yang baik. Selanjutnya, sarana dan prasarana di Pondok Pesantren MAS yang masih sangat tradisional juga turut andil dalam membentuk jiwa mandiri pada santri. Karena santri diharuskan untuk berusaha dalam pemenuhan segala kebutuhannya. Selain itu, di Pondok Pesantren MAS juga dibagi jadwal piket, dengan menggunakan alat yang juga sederhana, yakni sapu, kemoceng, dan alat pel manual. Santri juga dibiasakan untuk menjaga sarana dan prasarana yang ada, dan diajarkan memperbaiki kerusakan yang ada. Dan yang terakhir adalah evaluasi yang digunakan untuk menilai tingkat kemandiian santri. Karena pondok pesantren merupakan lembaga mandiri, maka kiai dan para guru memiliki cara evaluasi sendiri, yakni dengan memberi penilaian pribadi dan perlakuan khusus kepada santri yang dinilai belum memenuhi kritera mandiri.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Pesantren | ||||||
Keywords: | Sistem Pondok Pesantren Kemandirian | ||||||
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Pendidikan Agama Islam | ||||||
Depositing User: | Darroini M Faizud | ||||||
Date Deposited: | 13 Aug 2018 07:32 | ||||||
Last Modified: | 13 Aug 2018 07:32 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/27327 |
Actions (login required)
View Item |