This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Salam, Nurullina Wahidatus (2018) Komparasi pandangan Asghar Ali Engineer dan Wahbah Az-Zuhaili tentang konsep poligami. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Nurullina Wahidatus Salam_C91214135.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Ada beberapa bentuk ikatan perkawinan, yang paling banyak dijumpai di
masyarakat adalah perkawinan monogami; perkawinan antara satu laki-laki
dengan satu perempuan. Selain itu ada yang dinamakan perkawinan poligami,
poligini, dan poliandri. Namun dalam pembahasan ini istilah poligami dimaknai
dengan perkawinan satu laki-laki dengan istri lebih dari satu. Dan jenis
perkawinan ini yang menjadi kontroversial di masyarakat.
Secara tekstual dalam Q.S. Annisa ayat 3 mengungkapkan kebolehan
poligami dengan batas maksimal empat orang istri. Hal inilah yang dijadikan
pedoman bagi sebagian pemikir yang membolehkan poligami. Padahal
keberadaan ayat ini bukan merupakan perintah umum atau anjuran yang bersifat
umum untuk poligami melainkan perintah untuk berbuat adil terhadap anak yatim
dan para janda.
Penulis menghadirkan dua tokoh pemikir kontemporer yang memiliki
corak berbeda. Asghar Ali Engineer memiliki corak histori-kontektual, yaitu
menggunakan konteks sosial pada masa ayat itu diturunkan sebagai latar belakang
yang menentukan pemikirannya. Sedang Wahbah Az-Zuhaili lebih cenderung
tidak memiliki corak tertentu dan tidak fanatik pada satu mazhab. Maka akan
terbaca sedikit banyak perbedaan keduanya.
Penelitian ini adalah library research yang menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif normatif. Yaitu mengkaji hukum Islam dalam
kedudukannya sebagai aturan, baik yang ada dalam nas maupun yang sudah
menjadi produk pemikiran tokoh. Penelitian ini mencari perbedaan dan persamaan
pemikiran kedua tokoh tentang poligami.
Hasil dari penelitian ini, Asghar Ali Engineer menolak adanya poligami,
sedangkan Wahbah Az-Zuhaili memperbolehkan. Perbedaan ini hadir karena
beberapa faktor; pertama, adanya perbedaan metode yang digunakan dalam
menafsirkan ayat. Asghar Ali Engineer menggunakan metode sosio-historis
turunnya ayat dalam memahami suatu ayat. Sedangkan Wahbah Az-Zuhaili
menggunakan metode tahlili, yaitu metode yang menjelaskan ayat Alquran dalam
berbagai aspek. Kedua, kondisi sosio-politis yang melatar belakangi seorang
tokoh. Asghar Ali Engineer dihadapkan pada penindasan serta nilai negatif
perempuan oleh kaum laki-laki, sedangkan Wahbah Az-Zuhaili dihadapkan pada
kondisi masyarakat patriarkat.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Keluarga Perbandingan Madzhab Poligami |
||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Salam Nurullina Wahidatus | ||||||
Date Deposited: | 06 Nov 2018 02:32 | ||||||
Last Modified: | 06 Nov 2018 02:32 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/27599 |
Actions (login required)
View Item |