Syafa'at dalam Islam: studi komparasi konsep syafa'at menurut Ibnu Taimiyah dan Imam Al-Ghazali

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Anam, Muhammad Choirul (2011) Syafa'at dalam Islam: studi komparasi konsep syafa'at menurut Ibnu Taimiyah dan Imam Al-Ghazali. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
M. Choirul Anam_E01206018.pdf
Download (2MB) | Preview

Abstract

Syafa'at merupakan do'a (permohonan) Nabi Muhammad SAW untuk umatnya dan permohonan syafa'at ini hanya diberikan kepada orang yang telah diizinkan oleh Allah dan tidak boleh permohonan syafa'at itu diberikan kepada orang-orang musyrik. Tujuan syafa' at adalah agar seseorang pada hari kiamat nanti akan mendapatkan pertolongan dari Nabi Muhammad SAW karena hanya Nabi Muhammad lah yang bisa memberikan syafa'at yang agung. Syafa'at ini bagi orang orang yang bertauhid, bukan bagi orang yang menyekutukan Allah, karena hanya milik Allah dan berasal dari Allah semua syafa'at Menurut lbnu Taimiyah syafaat merupakan do'a yang diucapkan oleh Nabi saw yang kemudian dikabulkan oleh Allah SWT. Sasaran syafa'at itu agar orang-orang yang semestinya ke neraka tidak memasukinya, dan orang orang yang telah ada di dalamnya dapat keluar, dan meminta syafa'at kepada orang yang sudah meninggal dan dengan cara berziarah datang kemakam adalah perbuatan syirik. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali syafaat adalah cahaya yang terbit karena kehadiran (hadhrat) Ilahi pada esensi kenabian. Lalu cahaya itu menyebar kepada setiap esensi. Hubungan esensi-esensi ini dengan esensi kenabian menjadi kuat karena kerasnya kecintaan, banyaknya ketekunan terhadap aturan, banyaknya zikir dengan shalawat kepada Nabi SAW. Meminta syafa'at dengan cara berziarah datang ke makam menurut Imam Al-Ghazali justru dianjurkan karena dengan datang ke makam orang yang meminta syafaat dengan orang yang di mintai syafaat seakan-akan ruhnya bisa bersatu dan bisa mengantarkan kepada Allah.