Nilai hadits tentang mengadzani anak yang baru lahir dalam Sunan At-Tirmidzy nomor indeks 1514

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rokhmawati, Dian (2007) Nilai hadits tentang mengadzani anak yang baru lahir dalam Sunan At-Tirmidzy nomor indeks 1514. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Dian Rokhmawati_E03303006.pdf
Download (1MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/28880

Abstract

Skripsi ini meneliti tentang perihal mengadzani anak yang baru lahir, data-data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang kemudian dihimpun melalui metode penelitian Hadits yang berupa metode takhrij dan i 'tibar yang dihasilkan melalui kajian kepustakaan. Penelitian ini mencoba menjawab persoalan tentang nilai Hadits tentang mengadzani anak yang baru lahir. Untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah, bagaimana kualitas Hadits tentang mengadzani anak yang baru dilahirkan dalam Sunan At Turmudzy? Bagaimana kehujjahannya dan bagaimana pula pemaknaan Haditsnya? Adapun untuk membahas permasalahan diatas diperlukan data primer yang di peroleh dari kitab maupun buku ynag secara khusus membahas tentang inti atau pokok masalah, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku yang digunakan sebagai pendukung permasalahan pokok yang dibahas, dan untuk menganalisis data tersebut peneliti menggunakan metode kritik sanad dan metode kritik matan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Hadits tentang mengadzani anak yang baru lahir dalam Sunan At-Turmudzy bemilai dhaif karena tidak memenuhi kriteria hadits shohih. Sedangkan dari segi matannya juga dapat dikatakan shahih karena tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, Al-Hadits yang lebih kuat dan akal sehat sehingga haditsnya dapat dijadikan hujah serta dapat diamalkan (maqbul ma 'mul bih). Mengenai pemaknaan Hadits diatas, diketahui bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam hal penyebutan lafadz fathimatu bis sholaah oleh riwayat Imam At-Turmudzy dan Abu Dawud, sedangkan lafadz fatjimatu saja oleh riwayat Ahmad, hal itu sama sekali tidak membawa pada perbedaan makna yang konotasinya kembali pada seperti adzannya sholat.