This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Khamim, M. (2019) Mursyid Perempuan Dalam Tarekat: studi kepemimpinan perempuan dalam tarekat naqsyabandiyah Mazhariyah di Madura. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
M. Khamim_F02916188.pdf Download (2MB) |
Abstract
Salah satu cabang dari Naqsyabandiyah, Mazhariyah (sumber lain menyebut Muzhariyah), saat ini merupakan tarekat yang paling berpengaruh di Madura dan juga beberapa tempat lain yang banyak penduduknya berasal dari Madura. Hal yang menarik dalam Tarekat Naqsyabandiyah Mazhariyah Madura bahwa mursyid perempuan mendapat tempat di hati masyarakat. Dalam tradisi tarekat, kedudukan mursyid senantiasa dijabat oleh orang laiki-laki. Tidak lazim mursyid dijabat oleh seorang wanita. Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.Terdapat dua rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, yaitu 1) bagaimana faktor terjadinya pengangkatan mursyid perempuan dalam Tarekat Naqsyabandiyah Mazhariyah di Madura, 2) bagaimana peran mursyid perempuan dalam Tarekat Naqsyabandiyah Mazhariyah di Madura.Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metode grounded research. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Proses analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, data kemudian direduksi dengan jalan melakukan abstraksi, selanjutnya menyusun data dalam satuan-satuan dan dikatagorisasikan sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan triangulasi dengan sumber. Setelah selesai tahap pemeriksaan keabsahan data, kemudian dilakukan penafsiran data dalam mengolah hasil sementara.Hasil penelitian ditemukan bahwa 1) dalam Tarekat Naqsyabandiyah Mazhariyah Madura eksistensi mursyid perempuan benar adanya. Mursyid perempuan teridentifikasi yaitu Nyai Thobibah, Syarifah Fatimah, Nyai Aisyah dan Nyai Syafi’ah. Secara umum, faktor pengangkatan mursyid perempuan didorong oleh kondisi keadaan semakin banyaknya jumlah jamaah atau pengikut dari kalangan perempuan sehingga diperlukan sosok perempuan untuk membantu kyai atau mursyid dalam mengelola dan membimbing pengikut tarekat dari kalangan perempuan, 2) mursyid perempuan memerankan peran secara mandiri, yaitu memimpin jamaah perempuan dalam pelaksanaan ritual tarekat. Peran mursyid perempuan secara mandiri memiliki tanggung jawab ritual tarekat pada jamaah perempuan saja, dan juga tidak berhak mengangkat mursyid atau badal khalifah sesudahnya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Tasawuf | ||||||
Keywords: | Mursyid Perempuan; Tarekat; Naqsyabandiyah Mazhariyah | ||||||
Divisions: | Program Magister > Dirasah Islamiyah | ||||||
Depositing User: | Khamim M. | ||||||
Date Deposited: | 16 Apr 2019 02:14 | ||||||
Last Modified: | 16 Apr 2019 02:14 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/31404 |
Actions (login required)
View Item |