This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Qudsia, Miatul (2019) Konseptualisasi dan implementasi ‘Amud pada penafsiran Hamid Al Din Al Farahi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Miatul Qudsia_E93215072.pdf Download (5MB) |
Abstract
Salah satu cabang Ulum Alquran adalah munasabah. Keberadaan munasabah ini memang punya latar belakang pro dan kontra. Tapi di samping itu semua, pasti ada sisi positif yang justru banyak di dapat. Salah satu mufassir kontemporer yang kembali menghadirkan cara berpikir dengan dasar munasabah adalah Hamiduddin al-Farahi. Ia mengembangkan teori munasabah menjadi sebuah metodologi yang berhasil menarik perhatian kalangan pengkaji Alquran. Nizam adalah metodologi yang ia gagas dan langsung diterapkan pada penafsirannya, sekalipun tidak semua surat dalam Alquran. Selain itu, juga ada konsep ‘amud, yakni tema sentral yang ada pada surat. Keberadaan ‘amud menjadi latar belakang penulisan dalam penelitian ini. Orientasi permasalahannya terletak pada pernyataan al-Farahi bahwa setiap surat pasti mempunyai ‘amud. Namun pada penafsirannya, ada empat surat yang tidak disebutkan ‘amud nya oleh al-Farahi. Apakah al-Farahi tidak konsisten dalam menerapkan konsep yang sudah ia tetapkan, ini menjadi hipotesis awal dalam penelitian ini. Pengkajian ini berlanjut pada karya-karya al-Farahi yang lain. Pada salah satu karyanya, yaitu Dala’il al-Nizam al-Farahi mencantumkan penjelasan ‘amud secara global pada surat. Setidaknya dari pengamatan pada Dala’il al-Nizam ini mematahkan hipotesis awal. Pembahasan tersebut, kemudian memunculkan asumsi baru. Bagaimana cara menemukan ‘amud pada satiap surat. Mengingat bahwa al-Farahi ini tidak mengkonsepkannya secara gamblang. Maka dilakukanlah analisis pada dua kitab tafsir yang tetap merujuk pada metodologi ‘amud al-Farahi, yakni Amin Ahsan al-Islahi dan M. Khaleel-ur Rahman Chishti. Dari keterangan yang didapat, maka dirumuskanlah langkah-langkah dalam menemukan dan merumuskan ‘amud. Yakni, dengan tetap mengkaji munasabah per ayat dalam setiap surat. Kemudian, mengelompokkannya menjadi beberapa sub-tema, ini yang disebut dengan nizam atau macro structure dari surat. Dan, langkah terakhir adalah menganalisis lebih dalam lagi pembahasan apa yang tetap ada atau yang lebih dominan dari setiap sub-tema pengelompokan ayat tersebut. Pembahasan yang sering muncul itulah yang akan merumuskan ‘amud pada setiap surat. Kerangka berpikir yang digagas oleh al-Farahi memang masih memiliki sisi kekurangan. Namun, peletakan dasar atas konsep tersebut merupakan suatu keberanian. Karena metodologinya itulah, kajian terhadap struktur dan tema sentral dalam Alquran masih diminati oleh para pengkaji Alquran dan akan terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Al Qur'an Tafsir |
||||||
Keywords: | Munasabah; nizam; ‘amud | ||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||
Depositing User: | Qudsia Miatul | ||||||
Date Deposited: | 23 Apr 2019 06:48 | ||||||
Last Modified: | 23 Apr 2019 06:49 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/31685 |
Actions (login required)
View Item |