This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Sholihah, Siti Zumrotus (2015) TAGHYIRAAT AL AUZAN AL 'URUDLIYAH WAQAFIYAH FI SYI'RI AL FARAZDAQ: DIRASAH URUDLIYAH WAQAFIYAH. Undergraduate thesis, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.
|
Text
Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (156kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (642kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (323kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (337kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (196kB) | Preview |
Abstract
Al-Farazdaq adalah Hammam bin Ghalib Abu Firas at-Tamimi lahir di Yamamah (Arab Timur) tahun 20H/641M, al-Farazdaq yaitu penyair arab pada masa bani umayah yang banyak melahirkan karya sastra. Puisinya dinilai kaya dengan ungkapan-ungkapan indah, diksi terpilih dan unik. Kekayaan kosakata al-Farazdaq membuat kritikus Arab terdahulu berkata, “Jika syi’ir-syi’ir al-Farazdaq tidak ada, sepertiga bahasa arab akan hilang”. Syi’ir yaitu kata-kata yang sengaja disusun dengan pola tertentu sehingga dapat menjadi ungkapan yang indah dan hasil dari imajinasi seseorang penyair. unsur-unsur utama dari syi’ir arab yaitu lafal, pola tertentu (wazan), tema, irama, dan niat (sengaja disusun sebagai syi’ir). Oleh karena itu penulis memilih tema syi’ir al-Farazdaq didalam diwannya dengan menggunakan pendekatan Ilmu al-Rud wa al-Qafiyah.
Fokus permasalahan yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah (i) bagaimana irama (wazan) dan potongan-potongan irama (Taqti’) pada syi’ir al-Farazdaq; (ii) perubahan apa yang terdapat pada syi’ir al-Farazdaq; (iii) bagaimana bentuk sajak (Qafiyah) yang terdapat pada syi’ir al-Farazdaq.
Tujuan pembahasan ini adalah (i) untuk mengetahui irama (wazan) dan potongan-potongan irama (Taqti’) pada syi’ir al-Farazdaq (ii) untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terdapat pada syi’ir al-Farazdaq; (iii) untuk mengetahui sajak (Qafiyah) yang terdapat pada syi’ir al-Farazdaq.
Metode pendekatan sastra yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut adalah pendekatan intrinsik, yakni penulis membahas dalam penelitiannya ini di fokuskan pada bentuk bait syi’ir/irama/bentuk kalimat pada bait syi’ir dengan teori Arudl dan Qafiyah, yaitu mengenai irama (wazan) dan pembahasannya serta sajak (Qafiyah) yang terdapat pada al-Farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif, yang mana bait syi’ir tersebut semua terdiri atas 50 bait (40 bait pada hamzah dan 10 bait pada alif).
Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Irama (wazan) arudl yang digunakan oleh al-Farazdaq pada syi’irnya adalah bahar Thawil, yaitu :
فَعُوْلُنْ مَفَاعِيْلُنْ فَعُوْلُن مَفَاعِلُنْ # فَعُوْلُنْ مَفَاعِيْلُنْ فَعُوْلُنْ مَفَاعِلُنْ
Bentuk taqti’ pada syi’ir al-Farazdaq seperti pada contoh berikut ini :
1. سَمَالَ/كَشَوْقُنْمِنْ/ نَوَاْرَ/ وَدُوْنَهَاْ # سُوَيْقَ/ةُ وَدْدَهْنَاْ/ وَعَرْضُ/ جِوَائِهَاْ
فَعُوْلُ/ مَفَاعِيْلُنْ/ فَعُوْلُ/ مَفَاعِلُنْ # فَعُوْلُ/ مَفَاعِيْلُنْ/ فَعُوْلُ/ مَفَاعِلُنْ
//5/ //5/5/5 //5/ //5//5 //5/ //5/5/5 //5/ //5//5
2. Bentuk perubahan yang terdapat pada syi’ir al-Farazdaq adalah :
a. Zihaf Qabadl (kecepatan bunyi dengan membuang huruf kelima yang mati) yang berupa فَعُوْلُنْ menjadi فَعُوْلُ, sebagaimana yang terdapat pada bait 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, dan مَفَاعِيْلُنْ menjadi مَفَاعِلُنْ, yang terdapat pada bait 30.
b. Zihaf yang menempati tempat `illat, sebagaimana yang terdapat pada seluruh 'arudl dan dlarab pada seluruh bait-bait syi’ir al-Farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif (50 bait).
3. sajak atau Qafiyah (kata terakhir pada bait syi’ir yang dihitung mulai dari huruf yang terakhir pada bait sampai dengan huruf hidup sebelum mati yang ada ndi antara kedua huruf hidup tersebut) yang terdapat pada syi’ir farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif adalah meliputi :
a) Kata Qafiyah yang terdiri atas, sebagian kata sebagaimana pada bait 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,28, 29,30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40. Satu kata, sebagaimana pada bait 2, 33, 44 dan 50. Satu setengah kata, sebagaimana pada bait 42, 43, 45, 46, 47. Dua kata, sebagaimana pada bait 41, 48, 49.
b) Huruf Qafiyah yang terdiri dari rawi (hamzah), (ain), (ra’), (ha’), (kaf), (ta’), (nun), (wawu). Washal (hak) terdapat pada syair yang berakhiran huruf hamzah, dan (alif) terdapat pada syair yang berakhiran huruf alif. Khuruj (alif) terdapat pada syair yang berakhiran huruf hamzah. Ridif (alif) terdapat pada syair yang berakhiran huruf hamzah. Ta’sis (alif) pada bait 45. Dan Dakhil (fa’) pada bait 45.
c) Harakat Qafiyah pada syi’ir al-Farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif adalah Mujra (kasrah) pada bait 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,28, 29, dan (dlammah) pada bait 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, dan (fathah) pada bait 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Nafadz (fathah) terdapat pada bait seluruh pada syair yang berakhiran huruf hamzah. Hadzwu (fathah) terdapat pada bait seluruh pada syair yang berakhiran huruf hamzah. Ras (fathah) pada bait 45. Dan Isba’ (fathah) pada bait 45.
d) Bentuk Qafiyah yang terdapat pada seluruh bait syi’ir al-Farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif adalah Muthlaqah tanpa ada alif ta'sis maupun alif ridf. Muthlaqah Mujaradah terdapat pada bait 41, 42, 43, 44,46, 47, 48, 49, 50, dan Muthlaqah Mardufah terdapat pada bait 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, dan Muthlaqah Mu’assasah terdapat pada bait 45.
e) Qofiyah yang cacat dalam syi’ir AL-farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif adalah itha' (qafiyah yang sama kata maupun artinya), sebagaimana kata نَائِهَا yang terdapat pada bait ke 7, 8, 9, 10, dan kata مَاؤُهَا yang terdapat pada bait 35 dan 36. Sinad Ta’sis pada kata لَنَافَتَى dan هُمْ عَنَى yang terdapat pada bait 45 dan 46.
f) Nama qafiyah yang terdapat pada syi’ir al-Farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif adalah Mutadarak (dua harakat/huruf hidup yang terletak di antara dua huruf mati), sebagaimana yang tampak di semua akhir bait syi’ir al-Farazdaq yang berakhiran huruf hamzah dan alif.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Ahmad Zaidun | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Adab Sastra |
||||||
Keywords: | Perubahan Irama (Wazan); arudl dan sajak (Qafiyah); syi’ir al-Farazdaq | ||||||
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Bahasa dan Sastra Arab | ||||||
Depositing User: | Editor : Arifah Wikansari------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 13 Jan 2016 03:20 | ||||||
Last Modified: | 13 Jan 2016 03:20 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/3207 |
Actions (login required)
View Item |