Analisis Hukum Islam terhadap Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Surabaya Nomor:3349/Pdt.G/2009/PA.Sby Oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor: 229/Pdt.G/2010/PTA.Sby Mengenai Hak Asuh Anak

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Maulana, Ama' Khisbul (2011) Analisis Hukum Islam terhadap Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Surabaya Nomor:3349/Pdt.G/2009/PA.Sby Oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor: 229/Pdt.G/2010/PTA.Sby Mengenai Hak Asuh Anak. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ama' Khisbul Maulana_C51207008.pdf
Download (8MB)

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/32203

Abstract

Skripsi yang berjudul "Analisis Hukum Islam Terhadap Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Smabaya Nomor: 3349/Pdt.G/2009/PA.Shy oleh Pengadilan Tinggi Agama Smabaya Nomor: 229/Pdt.G/2010/PTA.Sby Mengenai Hak Asuh Anak" ini merupakan basil penelitian kepustakaan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana pertimbangan dan dasar hukum hakim PA Surabaya dalam putusan Nomor: 3349/Pdt.G/2009/P A.Shy? bagaimana pertimbangan dan dasar hukum hakim PTA surabaya dalam putusan Nomor : 229/Pdt.G/2010/PT A.Shy yang membatalkan putusan PA Surabaya Nomor: 3349/Pdt.G/2009/PA.Shy? dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap putusan PTA surabaya Nomor: 229/Pdt.G/20 lO/PTA.Shy yang membatalkan put usan PA Surabaya Nomor: 3349/Pdt.G/2009/P A.Shy? Data penelitian clihimpun dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kepustakaan serta didukung data lapangan dengan teknik dokumentasi dan wawancara . Selanjutnya data yang telah dihimpun dianalisis dengan metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang memaparkan dan menggambarkan data yang telah terkumpul dengan menggunakan pola pikir deduktif. Berdasarkan penelitian ini diperoleh basil bahwa dalam putusan Nomor : 3349/Pdt.G/2009/P A. by, Pengadilan Agama Surabaya menetapkan hak asuh anak yang belum Mumayyis kepada ibu, dengan mendasar pada pasal I 05 KHI dan pertimbangan bahwa ibu lebih dekat dengan anak dan tidak terbukti bahwa_ ibu mempunyai kelakuan buruk dan fiisiq. Sedangkan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam putusan Nomor: 229/Pdt.G/2010/PTA.Sby berpendapat lain dengan membatalkan putusan PA Surabaya dan memberikan hak asuh anak kepada bapak. Putusan tersebut didasarkan pada pertimbangan kemaslahatan anak yang lebih bisa terjamin jika tinggal bersama bapak, dengan mengacu pada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Nomor :906 K/Sip/1973 tanggal 25 Juni 1974. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertimbangan hakim PTA Surabaya dalam membatalkan putusan PA Surabaya dan sekaligus menetapkan bapak sebagai pemegang hak asuh anak adalah kurang tepat. Hal ini dikarenakan dalam mengambil keputusan majelis hakim PTA Surabaya kurang memperhatikan kedekatan hubungan antara ibu dan anak, serta kondisi ibu yang dalam hukum Islam telah memenuhi syarat-syarat sebagai pemegang hak asuh anak. Selain itu majelis hakim kurang bisa memahami pentingnya peran Hadin terhadap kemaslahatan mahdun. Dari kesimpulan tersebut, hendaknya majelis hakim lebih teliti lagi dalam mengkaji dan mempertimbangkan semua aspek yang tercakup dalam permasalahan, hadanah sehingga putusan yang diambil dapat membawa kemaslahatan bersama dan tidak ada pihak yang akan merasa dirugikan, khususnya kemaslahatan anak. Serta bagi kedua orang tua seharusnya memahami bahwa pengasuhan semata-mata dilakukan demi kepentingan dan masa depan anak, agar tidak ada lagi perebutan hak asuh anak dan juga tidak ada lagi kepentingan anak yang terabaikan.