This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fadhilah, Anita Lailiyatul (2019) Makna al-Qahr dalam QS. Ad-Dhuha Ayat 9: Studi Komparatif. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Anita Lailiyatul Fadhilah_E03215008.pdf Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library Research), yang menggunakan pendekatan komperatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer (sumber asli dari kitab tokoh yang dikaji) dan sumber data sekunder (kitab atau buku-buku pendukung), serta menggunakan metode analisis diskriptif analitik dalam menjabarkan penafsiran para mufassir klasik dan kontemporer terhadap makna Al-Qahr dalam surat Ad-Dhuha ayat 9. Setelah melakukan penelitian, maka didapatkan kesimpulan sebagaimana berikut: Pertama. Penafsiran Imam Qurthubi dan Imam ath-Thabari terhadapmaknaal-qahr dalam surat ad-Dhuha ayat 9 masih relatif sama yakni dilarangnya mendzalimi anak yatim, akan tetapi berikanlah kepadanya akan haknya dan berbuat baiklah kepadanya, Kedua. Mahmud Yunus menafsirkanmaknaal-qahr dengan melakukan ketidakadilan dan sewenang-wenang (memaksa) terhadap hak dan harta anak yatim, Aisyah Abdurahman makana al-qahr dengan tidak ada pengertian tidak di dzolimi dan dikuasai dengan cara yang menyakitkan dan menahan haknya, sebab dapat saja qahr (kesewenangan) terjadi bersama dengan perlakuan yang baik terhadap anak yatim, memberikan harta kepadanya dan tidak menguasainya dengan cara yang menyakitkan. Ketiga.Persamaan ialah bahwa ayat tersebut memerintahkan kita untuk berbuat baik dengan anak yatim. Sedangkan perbedaannya adalah kesewenangan dalam ayat tersebut menurut at-Thobaridan Imam Qurtubi dan Mahmud Yunus yakni jangan berlaku dzolim kepada anak yatim dalam mengambil haknya. Akan tetapi menurut Aisyah Abdurrahman kesewenangan itu tidak berlaku dzholim, tetapi menyakiti perasaan anak yatim yang tetap diberihaknya, dibahaikan dan tidak menyakitinya dengan kekerasan. Implementasi dari kesewenangan (al-qahr) terhadap anak yatim dikelompokkan menjadi dua karegori, yaitu kesewenangan dalam bentuk verbal (secara lisan) maupun nonverbal (berupa tindakan atau perbuatan), baik dilakukan secara halus maupun tampak jelas kewenangannya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Tafsir > Tafsir Al Qur'an | ||||||||||||
Keywords: | Makna al-Qahr | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
Depositing User: | nita Lailiyatul Fadhilah | ||||||||||||
Date Deposited: | 08 Aug 2019 04:07 | ||||||||||||
Last Modified: | 08 Aug 2019 04:07 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/34040 |
Actions (login required)
View Item |