This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Purwanto, Rachmad (2019) Konsep Ulama di era klasik dan kontemporer dalam perspektif Al-Qur’an: Studi komparasi penafsiran Surah al-Faṭir ayat 28 dalam Tafsir Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Quran dan Tafsir Al-Misbah. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Rachmad Purwanto_E93215138.pdf Download (1MB) |
Abstract
Dalam pandangan umum masyarakat Indonesia, ulama itu adalah orang yang hanya memiliki wawasan dalam ilmu agama saja, yaitu seperti orang-orang yang mengerti dan hafal al-Qur’an, hadits, ilmu fikih, hafal berbagai macam doa, dan juga bisa jadi orang yang pintar berceramah. Banyak juga masyarakat yang masih melihat sosok seorang ulama itu dari penampilan fisiknya. Yaitu seorang pria tua, berjenggot lebat, berbaju gamis dan sorban, serta kemana-mana selalu dicium tangannya oleh para santrinya. Dalam sudut pandang tertentu, bisa jadi itu benar. Tapi bisa jadi masyarakat Indonesia sedang mempersempit esensi dari kata ulama itu sendiri. Ini yang menjadi alasan kami melakukan penelitian yaitu untuk menguraikan maksud dari konsep atau arti ulama itu sendiri agar masyarakat memahami lebih lanjut tentang arti ulama. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif yang bersifat kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, yang berupa pengumpulan catatan-catatan, buku, kitab dan lain sebagainya. Sehingga dapat diperoleh data-data yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut ath-Thabary bahwasanya Ulama adalah orang yang memiliki ilmu agama, taat kepada Allah SWT, takut kepadaNya dan takut akan azab-azabNya karena sesungguhnya mereka yaitu para Ulama telah mengetahui bahwasanya Allah SWT itu maha kuasa atas segala sesuatu. Sedangkan menurut M. Quraish Shihab, ulama bukan hanya seorang yang memiliki pengetahuan terhadap agama saja mereka yang memiliki ilmu fenomena alam, sosial atau apapun bisa disebut Ulama, jadi siapapun yang memiliki ilmu dan disiplin dalam ilmu tersebut dapat dikatakan sebagai ulama yang dimana dengan pengetahuan tersebut menghantarkannya memiliki rasa khasyā (takut) pada Allah dan mempunyai kedudukan sebagai pewaris Nabi yang mampu mengemban tugas-tugasnya serta memiliki derajat yang tinggi disisi-Nya. Bentuk penafsiran Ath-Thabari dalam menafsirkan surat al-Fathir ayat 28 yaitu menggunakan bil ma’sur sedangkan bentuk penafsiran M.Quraish Shihab menggunakan bil ra’yi.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Agama Al Qur'an Tafsir |
||||||||||||
Keywords: | Konsep Ulama | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
Depositing User: | Purwanto Rachmad | ||||||||||||
Date Deposited: | 08 Aug 2019 06:20 | ||||||||||||
Last Modified: | 08 Aug 2019 06:20 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/34234 |
Actions (login required)
View Item |