This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Khoiri, Ahmad (2009) Pemikiran Wahdatul Wujud Surat Al Ikhlas Tafsir Fi Zhilalil Qur'an karya Sayyid Quthb. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Ahmad Khoiri_E33205002.pdf Download (3MB) |
Abstract
Diantara kelebihan tafsir ini adalah ia mempunyai nilai sastra tinggi dan menggunakan uslub bahasa yang baik. Namun adapula beberapa tokoh yang mengkritik kekurangan dari tafsir ini. Yaitu mereka mengatakan bahwa dalam tafsir tersebut terdapat penafsiran ayat-ayat tauhid dipandang melenceng dari hakikat kebenarannya dikarenakan subyektifitas mufassir, ayat tersebut dipandang mengajarkan ajaran wahdatul wujud. Pembahasan mengenai Kritik sebagian ulama tersebut sebagaimana tertuang dalam sebuah diktat yang berjudul "fatawa ulama al-ummah ti Sayyid Quthb rahimahu Allah", diktat ini telah dipublikasikan dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul " fatwa-fatwa ulama umat tentang Sayyid Quthb". Di dalam diktat tersebut, diantara ulama yang menyatakan bahwa dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur'an terdapat ajaran wahdatul wujud adalah Syaikh Muhammad Ibn Sholih Al Usaimin dan Syaikh Sholih Ibn Abdul Aziz. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode analisis. Metode deskriptif digunakan untulc memberikan gambaran secara jelas mengenai penafsiran Sayyid Quthb terhadap surat Al-Ikhlas. Sedangkan metode analisis, yaitu dengan cara menganalsis substansi permasalahan yang merupakan pokok bahasan dalam penulisan ini. Data yang ditemukan menunjukkan bahwasecara kesluruhan, Sayyid Quthb menafsirkan surat Al-Ikhlas kata Ahad ini menjelaskan ahadiyyatul-wujud karena itu, tidak ada hakekat kecuali hakekat-Nya dan tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud-Nya. Muncul dari wujud yang hakiki itu dan berkembang dari Wujud Dzatiyah itu. Ada dua tokoh yang menyatakan bahwa dalam Tafsir Fi Zhilalil-Qur'an terdapat pemikiran wahdatul wujud, yaitu Muhammad Ibn Shalih Al Usaimin dan Shalih Ibn Abd Al Aziz. Muhammad Ibn Al Usaimin menyatkan dengan jelas bahwa terdapat pemikiran wahdah al wujud dalam surat al-Ikhlas ayat pertama sedangkan shalih Ibn Abd al aziz menyatakan bahwa hal itu hanya tersirat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa surat al-Ikhlas menurut Sayyid Quthb adalah kata Ahad ini menjelaskan ahadiyyatul-wujud karena itu, tidak ada hakekat kecuali hakekat-Nya dan tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud-Nya. Muncul dari wujud yang hakiki itu dan berkembang dari Wujud Dzatiyah. Sehingga perlu diketahui, ajaran t asawuf perlu mendepat kan perhatian lebih dari masyarakat shingga diharapkan ketika menggetahui pemikiran Wahdatul Wujudtidak asing.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Aqaid dan Ilmu Kalam | ||||||||
Keywords: | Wahdatul Wujud; Surat Al Ikhlas; Tafsir Fi Zhilalil Qur'an; Sayyid Quthb | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tafsir Hadis | ||||||||
Depositing User: | Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||||
Date Deposited: | 05 Dec 2019 08:25 | ||||||||
Last Modified: | 05 Dec 2019 08:25 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/36242 |
Actions (login required)
View Item |