This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fatoni, Achmad (2019) Kiprah K.H. Abdul Wahid Hasyim dalam Masyumi Tahun 1943-1950. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Achmad Fatoni_E04213001.pdf Download (3MB) |
Abstract
Skripsi ini mencoba mengangkat tema perihal Kiprah K.H. Abdul Wahid Hasyim Dalam Masyumi Tahun 1943-1950. Dalam Hal ini siapa yang tak kenal dengan sosok yang penuh multitalenta, seorang alumnus pesantren yang mampu berkiprah dalam perjuangan mewujudkan dasar negara yang bernuansa keislaman, dia K.H. Abdulul Wahid Hasyim. Beliau merupakan sosok yang istimewa, betapa tidak, sebagai putra mahkota salah satu tokoh sekaligus ulama termuka negeri ini hadratusyekh K.H. M. Hasyim Asy’ari, beliau mendapatkan karomah dan kemuliaan tersendiri. K.H. Abdulul Wahid Hasyim merupakan sesosok yang cerdas, akan tetapi usianya yang tak terlalu panjang menyebabkan tidak berkesempatan untuk menuangkan pemikirannya dalam karangan-karangan yang banyak. Biografi dari K.H. Abdul Wahid Hasyim yakni di lahirkan pada hari Jum’at legi, 5 Rabi’ul Awal 1333 H. Atau 1 Juni 1914 M. Beliau merupakan anak kelima dan anak laki-laki pertama dari 10 bersaudara. Beliau dalam menuntut ilmu Kyai Wahid semenjak kecil untuk belajar keagamaannya di mulai dari Pondok Pesantren yang didirikan oleh sang ayah, lalu beliau meneruskan belajarnya keluar dari desa tebuireng semenjak umur 13 tahun, beliau meneruskannya ke Pondok Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo dan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Ketika antara umur 15 tahun beliau menjadi Santri Kelana, pindah dari satu Pondok Pesatren ke Pondok Pesatren lainnya hingga Pada tahun 1929 beliau kembali ke Pondok Pesatren Tebuireng. Dalam karirnya baik dalam bidang politik dan organisasi yakni Pada tahun 1939 K.H. Abdul Wahid Hasyim di percayai menjabat sebagai ketua MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia), sebuah badan federasi NU, Muhammadiyah, PSII, PII, Al- irsyad, persis, beliau juga merupakan penggagas partai politik ialah diantaranya partai Masyumi (1947) dan partai Nahdatul Ulama (1950) sekaligus menjadi pemimpin organisasi Nahdaul Ulama, anggota BPUPKI, PPKI, dan menteri agama dalam tiga kabinet (Hatta, Natsir, Sukiman ). Pada masa masyumi telah berkembeng dan bertumbuh serta telah melakukan sepak terjang yang baik banyak peristiwa yang terjadi dalam pembahasan yang selalu di lakukan pada setiap rapat agenda dalam persiapan keikut sertaan dalam pemilu di tahun 1955 hingga membahas tentang pengelolaan tata Negara serta asas dan ideologi masyumi. Dalam hal ini masyumi bisa di katakan bahwa masyumi sebagai pemersatu umat pada masa pembentukan terjadi di karenakan banyaknya organisasi islam yang bergabung serta adapun yang di hapus dari anggota istimewah yang telah masyumi bentuk di dalam sebuah AD/ART.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Biografi | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Filsafat Politik Islam | ||||||||
Depositing User: | Achmad Fatoni | ||||||||
Date Deposited: | 03 Jan 2020 07:59 | ||||||||
Last Modified: | 03 Jan 2020 07:59 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/36670 |
Actions (login required)
View Item |