This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nafisah, Zaidatun (2020) Kualitas dan kehujjahan hadis "inna abi wa abaka fi al-nar" ;kritik sanad dan matan hadis HR. Abu Dawud No. Indeks 4718. Undergraduate thesis, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.
Text
Zaidatun Nafisah_E95216048.pdf Download (6MB) |
Abstract
Nabi SAW merupakan utusan yang paling mulia diantara utusan yang lain. Akan tetapi pada realitanya masih banyak umat yang tidak menghormati nasab beliau, seperti Ustad F.A dari kalangan wahabi yang sempat viral karena mengimani hadis tentang ayah Nabi SAW dineraka yang tercantum dalam berapa kitab hadis termasuk kitab Sunan AbI Dawud no. Indeks 4718 .Secara umum, hadis tersebut sangat berbahaya jika dipahami oleh masyarakat awam, karena hal tersebut dapat memecah belah umat Islam. Permasalahannya sekarang, apakah hadis tentang ayah Nabi SAW itu s}ah}ih dan dapat dijadikkan hujjah serta benarkah makna hadis tersebut adalah ‘Abdullah ayah Nabi SAW? Penelitian ini menjelaskan bahwa kualitas hadis dari Abu Dawud bestatus h}asan li d}atihi. Namun, setelah ditelusuri kembali hadis ini memiliki muttabi’ yang kuat yang dapat mengangkat hadis h}asan li d}atihi menjadi s}ah}ih lighairihi. Dari penelitian hadis di atas, maka hadis “Inna Abi Wa Abaka Fi al-Nar” dapat dijadikan hujjah. Mengenai makna hadis yang menjadi problem dalam pembahasan ini, ternyata ada makna tersembunyi dari kata “Abi” dalam hadis tersebut. Ulama mengatakan bahwa kata “Abi” dalam hadis “Inna Abi Wa Abaka fi al-Nar” bukan bermakna ‘Abdullah, tetapi bermakna Abu T}alib.Di sisi lain, kalangan wahabi memanfaatkan media sosial untuk mengotori pikiran masyarakat awam dengan mengimani bahwa ayah Nabi SAW di neraka. Namun, ulama sunni telah mengontari balik hadis tersebut dalam beberapa media sosial yang ada. Di zaman millenial ini, tampaknya melarang masyarakat menghidari media sosial sangat mustahil. Hanya saja perlu digaris bawahi bahwa menonton you tobe dan mempercayainya bukanlah suatu yang sesat, tetapi masyarakat harus tetap menjaga nilai-nilai agama Islam, agar tetap bisa melestarikan ‘amal ma’ruf nahi mungkar. Dengan demikian untuk menghindari perpecahan umat Islam, maka hormatilah Nabi SAW dengan tidak menyakitinya seperti mengatakan orang tua Nabi SAW di neraka. Artinya, hadis tersebut tidak dapat dipahami secara tekstual. Karena terkait ayah Nabi SAW masuk neraka atau tidak, itu merupakan hak prerogatif Allah SWT sebagai Tuhan pencipta alam, wallahu ‘alam.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Nabi Muhammad Hadis Agama dan Ilmu Pengetahuan |
||||||||||||
Keywords: | Kualitas hadis; makna kata “Abi” | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis | ||||||||||||
Depositing User: | Zaidatun Nafisah | ||||||||||||
Date Deposited: | 27 Mar 2020 03:19 | ||||||||||||
Last Modified: | 30 Mar 2020 04:11 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/39529 |
Actions (login required)
View Item |