This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Auladi, Akrom (2015) STUDI KOMPARASI STATUS WALI WASI DALAM PERKAWINAN MENURUT MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB SHAFI’I. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (140kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (456kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (476kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (518kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (476kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (361kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (128kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (222kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini merupakan hasil penelitian pustaka yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana pendapat Madzhab Maliki dan Madzhab Shafi’i tentang status wali wasi dalam perkawinan. Serta persamaan dan perbedaan pendapat Mazhab Maliki dan Mazhab Shafi’i tentang status wali wasi dalam perkawinan.
Data penelitian dikumpulkan dengan teknik dokumen (reading text). data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif yaitu memaparkan pendapat kedua Mazhab tentang status wali wasi dalam perkawinan, kemudian membandingkan antara keduanya sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan. Sedangkan pola pikir yang digunanakan adalah deduktif yaitu dari teori yang bersifat umum dianalisis dari persamaan dan perbedaan sehingga bisa diambil beberapa kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa Mazhab Maliki berpendapat bahwasanya wasi merupakan bagian dari wali dalam pernikahan, dan statusnya sama dengan ayah sehingga mempunyai hak ijbar dan lebih didahulukan daripada wali kerabat yang lain. Sedangkan menurut Mazhab Shafi’i wasi tidak termasuk dalam kategori wali, karena orang yang berhak untuk menjadi wali secara runtut sudah diatur, sehingga ketika wali yang lebih berhak meninggal dunia maka secara otomatis perwalian berpindah kepada wali yang lain.
Persamaan pendapat antara Mazhab Maliki dan Mazhab Shafi’i terletak pada landasan hadis yang dijadikan dasar oleh kedua Mazhab yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar yang berisi tentang peran wasi. Sedangkan perbedaan pendapat kedua Mazhab ini terletak pada metode istinbat hukum Imam Malik yaitu qaul sahabi serta analogi antara wakil nikah dengan wali wasi, juga berdasarkan pemahaman dari hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar sehinggga Mazhab Maliki beranggapan bahwasanya wali wasi berhak untuk menjadi wali dalam perkawinan. Sedangkan dengan berdasarkan pemahaman dalalah lafdhiyah dan petunjuk hadis dari Abdullah bin Umar Mazhab Shafi’i beranggapan bahwasanya wasi tidak termasuk dari wali yang berhak untuk menikahkan seorang perempuan.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini penulis lebih cenderung sependapat dengan pernyataan bahwa wasi berhak untuk menikahkan seorang perempuan,karena kedudukan wasi sama dengan wakil nikah. Sehingga status wali wasi seperti status ayah.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Arif Jamaluddin Malik | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Hukum Islam Hukum Islam > Perkawinan |
||||||
Keywords: | Wali Wasi; Hukum Perkawinan | ||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Editor : Rini Wahyuningsih------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 26 Jan 2016 02:29 | ||||||
Last Modified: | 26 Jan 2016 02:30 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/3965 |
Actions (login required)
View Item |