This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Aliyah, Umi Himmatil (2020) Keutamaan orang miskin yang muta'affif dalam perspektif psikologi: kajian hadis riwayat Ibnu Majah No. Indeks 4121. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Umi Himmatil Aliyah_E95216047.pdf Download (2MB) |
Abstract
Melihat situasi pada saat ini, banyak sekali problem yang ada didalam masyarakat, salah satunya masalah kemiskinan. Perlu adanya solusi untuk mengatasinya. Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini, banyak dampak dari kemiskinan yang menyebabkan ketimpangan sosial bahkan bisa mendorong terjadinya tindakan kejahatan seperti mencuri, penipuan, dan sebagainya. Kekayaan dan kemiskinan sudah menjadi ketentuan Allah. Dalam hadis Nabi S.A.W telah diajarkan bahwa orang miskin yang baik bukanlah orang miskin yang meminta satu atau dua suap makanan, maksudnya ialah dianjurkan agar memelihara dirinya dan keluarganya dari meminta-minta. Adapun dampak dari meminta-minta juga sangatlah tidak baik bagi pertumbuhan kepribadian anak. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berjudul “Keutamaan Orang Miskin yang Muta’affif dalam Perspektif Psikologi (Kajian Hadis Riwayat Sunan Ibnu Majah Nomor 4121). Dengan rumusan masalah terkait kehujjahan hadis, memahami makna hadis, serta relevansi dengan ilmu psikologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menjelaskan realitas-realitas dibalik fenomena yang terjadi dan juga memaparkan data-data terkait ke-hujjahan hadis orang miskin yang muta’affif yang dikaitkan dengan teori psikologi. Ilmu psikologi ialah ilmu yang membahas perilaku, mental, serta pengaruh dari perilaku manusia. Sumber utama yang menjadi rujukan penelitian ini yaitu kitab Sunan Ibnu Majah yang kemudian dianalisa melalui sanad dan matan hadis untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, kualitas yang terkandung dalam hadis keutamaan orang miskin yang muta’affif dari segi kualitas sanadnya itu dha’if dikarenakan ada perawi yang matruk, tetapi dari kualitas matannya itu sahih. Menurut analisa penulis hadis ini berkenaan dengan fadha’il al-a’mal, sehingga dapat diamalkan hadisnya. Kedua,makna dari orang miskin ialah orang yang tidak orang yang tidak bisa mendapatkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan diamnya itu yang menyebabkan kefakirannya. Maksud dari muta’affif ialah dapat memelihara dirinya dari hawa nafsu salah satunya yaitu meminta-minta. Ketiga, hadis dibuktikan dengan teori psikologi yaitu teori atribusi. Dalam teori ini menurut Kelley perilaku seseorang bisa disebabkan karena dua faktor yaitu internal (diri sendiri) dan eksternal (lingkungan). Arti internal maksudnya orang miskin yang meminta-minta tersebut dipengaruhi dari diri sendiri dari pola pikir dari seseorang tersebut. Oleh karenanya disini sangatlah dibutuhkan pola asuh keluarga yang baik agar dapat membentuk kepribadian dan mental yang baik terutama masa anak-anak.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Budaya - Agama Etos Kerja Patologi Sosial |
||||||||||||
Keywords: | Kemiskinan muta’affif; Psikologi; Sunan Ibnu Majah. | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis | ||||||||||||
Depositing User: | umi Himmatil | ||||||||||||
Date Deposited: | 14 Aug 2020 02:25 | ||||||||||||
Last Modified: | 14 Aug 2020 02:25 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/42374 |
Actions (login required)
View Item |