This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Zakki, Achmad (2020) Demitologisasi Jin dalam al Qur'an perspektif Nasr Hamid Abu Zayd. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Achmad Zakki_E03216001.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, pergulatan pemikiran tentang eksistensi jin di antara pemikir Islam klasik maupun modern masih menjadi persoalan yang krusial. Kedua, munculnya statement yang menyatakan bahwa jin tidaklah ada dan tidak pernah menyentuh dalam realitas nyata. Hal ini disebabkan, di antaranya, oleh sikap mufasir yang merekonstruksi metode interpretasi teks dengan melakukan demitologisasi dan reinterpretasi sebagai dasar penafsiran, sebagaimana dilakukan oleh Nasr Hamid Abu Zayd. Penelitian ini secara spesifik mengkaji tiga hal: pertama, bertujuan untuk menggambarkan demitologisasi yang diimplementasikan Nasr Hamid Abu Zayd terhadap konsep jin. Kedua, menganalisis kritis terkait konsep demitologisasi jin dengan mengkaunter sedemikian rupa dari segala sisi. Ketiga, implikasi dari konsep demitologisasi jin terhadap teologi Islam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menghasilkan konsep demitologisasi jin, Nasr Hamid Abu Zayd melakukan strategi mengungkap yang tak terkatakan atau yang implisit (al-Maskut ‘Anhu) dengan mengikuti arah teks (ittijah al-Nass). Sementara itu terdapat empat analisis kontra-narasi yang digunakan dalam mengkaunter demitologisasi jin ini. Pertama, Signifikansi (maghza) yang diutarakan oleh Nasr Hamid Abu Zayd berhenti pada sebatas keyakinan atas jin itu sendiri (kafir-muslim), yang harusnya meskipun jin telah terbagi menjadi muslim dan kafir, bukan berarti hakikat entitas jin telah tiada. Justru dengannya, Alquran meyakini keberadaan jin yang hidup berdampingan dengan manusia sebagai makhluk Allah dengan tugas yang sama, meski berasal dari penciptaan dasar yang berbeda. Kedua, capaian konsep wahyu atas demitologisasi jin ini mengandung sekularisasi wahyu Tuhan, yang dengannya tidak dapat diterima begitu saja karena akan menghapus dimensi ketuhanan teks. Ketiga, konsep mental menyatakan bahwa ia mengklaim sepihak tanpa dasar yang jelas dan berlaku tidak konsisten, karena pernyataannya bertolak belakang dengan pemikirannya sendiri. Keempat, saat melakukan penarikan arah teks, ia tidak mengaitkan keseluruhan teks yang berbicara mengenai jin, melainkan hanya sebatas pada surah al-Jinn. Implikasinya, bahwa kefatalan bisa terjadi jika konsep ketiadaan jin, membawa pemahaman bahwa segala sesuatu yang bersifat metafisik adalah tidak nyata, termasuk hakikat Tuhan yang gaib.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Dakwah > Hermeneutik Jin dan Setan |
||||||||
Keywords: | Nasr Hamid Abu Zayd; Demitologisasi; Hermeneutika; Jin. | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Ach Zakki Achmad Zakki | ||||||||
Date Deposited: | 14 Sep 2020 07:43 | ||||||||
Last Modified: | 14 Sep 2020 07:43 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/43946 |
Actions (login required)
View Item |