This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Pujiarti, Puput (2020) Cosplayer sebagai virtual Idol Anime: studi kasus komunitas COSURA Surabaya. Undergraduate thesis, UIN.Sunan Ampel Surabaya.
Text
Puput Pujiarti_I73216053.pdf Download (2MB) |
Abstract
Banyak sekali sebagian dari masyarakat indonesia yang notabenya adalah anak-anak dan remaja, menyukai anime yaitu sebuah acara hiburan yang karakternya dari dua dimensi atau biasa disebut dengan film kartun. Tak heran memang jika banya yang suka, karna memang jalan ceritanya yang lucu, penuh petualang, dan imajinasi, belum lagi karakter dari tokohnya yang unik ditambah dengan paras dari tokoh tersebut yang cantik dan tampan. Membuat orang yang melihatnya seolah terhanyut dengan jalan ceritanya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mereka para pecinta karakter dari anime seolah-olah ingin menjadi seperti tokoh tersebut karena realitas telah kabur menjadi hipperealitas, yaitu dengan mewujudkan karakter dua dimensi tersebut melalui dirinya yaitu dengan menjadi cosplayer entah memakai costum, memakai wik, makeup, gestur, mimik wajah, dialog dan masih banya lagi disini mereka mulai masuk dan berperan menjadi karakter tersebut yang disebut in character, karena mereka meniru virtual idol tersebut dan mereka membuat sebuah komunitas untuk mewadahi kegemaran dan kecintaan mereka terhadap virtual idol tersebut. Dalam hal ini ketika mereka para cosplayer sedang memerankan karakter dua dimensi dalam naime tersebut seakan-akan mereka telah meleburkan jarak antara dunia fiksi dengan dunia nyata karena, ketika mereka mereka memerankan karakter dalam aime tersebut mereka seolah-olah menjadikannya sebuah patokan dalam kehidupan nyata mereka, seperti cantik itu harus seperti apa, karakter yang baik itu seperti apa dan masih banyak lagi. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori Jean Baudrilard sebagai acuan dalam penelitian ini yang mana Jean menjelaskan bahwa Baudrillard melukiskan kehidupan post modern ini sebagai hipperealitas sebagai contoh, media berhenti menjadi cerminan realitas, akan tetapi justru menjadi cerminan realitas, realitas tu sendiri, atau bahkan lebih nyata dari realitas itu. Akibatnya adalah bahwa yang nyata (real) disubordinasikan dan akhirnya dilarutkan sama sekali dan kini menjadi sangat mustahil untuk membedakan yang nyata dari yang sekedar tontonan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, karena peneliti juga bisa mengetahui secara langsung dengan mengamati objek penelitian dengan melalui wawancara serta berdasarkan pengamatan peneliti sendiri berdasarkan teori yang berdasar.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Akulturasi Fiksi Remaja, Gaya hidup |
||||||||
Keywords: | Anime; hipperealitas; cosplayer | ||||||||
Depositing User: | Puput Pujiarti | ||||||||
Date Deposited: | 09 Oct 2020 05:01 | ||||||||
Last Modified: | 09 Oct 2020 05:01 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/44437 |
Actions (login required)
View Item |