This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Al Qushoyyi, Adib Faliha Bariq (2019) Peranan Sunan Cendana Syeikh Zainal Abidin dalam menyebarkan agama Islam di Kwanyar Bangkalan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Adib Faliha Bariq Al Qushoyyi_A72214029.pdf Download (3MB) |
Abstract
Islamisasi merupakan gambaran universal sebagai langkah atau suatu usaha untuk memahamkan sesuatu dengan kerangka Islam (Islamic framework) dengan memasukkan suatu pemahaman Islam. Untuk itu, pemahaman atau sesuatu yang jauh dari nilai Islam tersebut ketika masuk dalam wilayah Islam dibutuhkan adanya upaya yang disebut sebagai Islamisasi. Sunan Cendana adalah secara genealogi, garis keluarga Sunan Cendana ini bersusur galur pada keluarga saadah Ba’alawi di Hadhramaut Yaman, melalui jalur al-Imam al-Quthb ‘Alwi ‘Ammil Faqih hingga Sayyidina al-Husain, putra Sayyidatina Fathimah binti Rasulullah Shalla Allah ‘Alayhi Wa Sallam. Kiprah da’wah Sayyid Zainal Abidin kemungkinan diawali dari tingkat elit atau keluarga bangsa Nabi Shalla Allah ‘alayhi wa sallaman. Hal itu bisa dilihat dari catatan kehidupan beliau yang sering dimintai nasehat, buah pikiran maupun tenaganya oleh kerajaan Mataram Islam di Jawa. Begitu juga, dalam sejarah kuna, Sayyid Zainal Abidin pernah diangkat sebagai penasehat atau Senapati Mataram dan diminta bantuannya oleh Sunan Amangkurat Mataram untuk mengatasi pemberontakan Blambangan. Saat itu Sayyid Zainal Abidin membawa saudara sepupunya yang bernama Kiai Wongso, dan berhasil mengatasi dengan mudah pemberontakan tersebut. Atas keberhasilannya, Raja Mataram menganugerahkan gelar Pangeran Purna Jiwa (atau Purna jaya) pada Sayyid Zainal Abidin, dan Kiai Wongso digelari Pangeran Macan Wulung. Macan Wulung ini merupakan salah satu adipati Sumenep yang terkenal, yang bernama lain Tumenggung Yudonegoro. Capaian Sunan Cendana dalam kiprahnya di terdiri dari dua yaitu: Pertama, bidang keagamaan yang menjadi fokos yaitu Membentuk akhlak atau budi pekerti luhur, Pemeliharaan tradisi keagamaan, Media sosialisasi nilai-nilai ajaran Islam dan Benteng moralitas masyarakat. Kedua, bidang pendidikan islam yang menjadi fokus yaitu: Madrasah diniyah tingkat ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah Wusto. Sedangkan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bersifat pendidikan, yang dilakukan diluar kelas yaitu: Qiro’atil Qur’an dan Olahraga bela diri.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Agama > Biografi Tokoh Islam dan Humanisme Nahdlatul Ulama |
||||||||
Keywords: | Peran Sunan Cendana (Syaikh Zainal Abidin) dalam Proses Islamisasi. | ||||||||
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah dan Peradaban Islam | ||||||||
Depositing User: | Adib Falih Alqushoyyi | ||||||||
Date Deposited: | 11 Oct 2020 23:28 | ||||||||
Last Modified: | 11 Oct 2020 23:28 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/44478 |
Actions (login required)
View Item |