This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Ainun, Syarifah (1999) Wasiat terhadap anak angkat menurut hukum Islam dan Staatsblad 1917 no. 129: studi komparatif. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (465kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (223kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (474kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (7MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (4MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (701kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (927kB) | Preview |
Abstract
Wasiat adalah pemberian dari seseorang kepada orang lain baik berupa barang , piutang ataupun manfaat untuk dimiliki oleh orang yang diberi wasiat sesudah orang yang berwsiat meninggal. Kedudukan anak angkat terhadap warisan orang tua angkat dan orang tua kandung sangat berbeda sekali,terhadap warisan orang tua angkat ia tidak berhak menjadi ahli waris, hal ini karena pengangkatan anak pada hakekatnya tidak dapat merubah fakta bahwa nasab anak angkat itu bukan orang tua angkat, tapi pada orang tua asli. Namun syari’at islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya dalam hal ini hubungannya dengan anak angkat, islam membuka kesempatan pada si kaya untuk beramal melalui wasiat dan memberikan hak kepadanya (anak angkat) harta sebagai peninggalannya untuk menutupi kebutuhannya dan pendidikanya agar tidak terlantar. Penelitan ini merupakan studi literature maka penggumpulan data yang dapat dipakai adalah menggumpulkan beberapa kitab dan buku buku mengenai anak angkat dan permasalahannya. Sedangkan metode analisa data yang digunakan adalah 1) Metode diskriptif yaitu upaya mengungkapkan data dat dengan cara menguraikan data yang ada 2) Metode komparatif yaitu dengan mengkomparasikan atau membandingkan data yang ada atau ketentuan ketentuan hukum islam dan hukum perdata sehingga akhirnya dapat dirumuskan kesimpulannya. Dari pembahasan ini dapat disimpulkan adanya kesamaan kedua system hukum tersebut sama sama menghendaki kehidupan yang layak pada anak angkat juga sebagai jaminan masa depan anak tersebut. Adanya perbedaan walaupun kedua system hukum tersebut sama sama mewajibkan pemberian harta terhadap anak angkat namun porsi dan prosedurnya berbeda. Hal ini disebabkan oleh status anak angkat, menurut hukum islam anak angkat tidak bias disamakan dengan anak kandung sehingga anak angkat hanya memperoleh 1/3 bagian harta waris. Sedangkan dalam staatsblad 1917 no.29 status anak angkat sama dengan anak kandung, sehingga ia berhak menjadi ahli waris dan berhak pula mewarisi warisan orang tua angkatnya secara penuh melalui wari
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Islam Wasiat |
||||||||
Keywords: | Wasiat; Anak Angkat; Hukum Islam | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Arsip Syariah | ||||||||
Depositing User: | Users 283 not found. | ||||||||
Date Deposited: | 05 Feb 2016 01:03 | ||||||||
Last Modified: | 16 Apr 2021 16:43 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/4488 |
Actions (login required)
View Item |