This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Pratama, Muhammad Riski (2021) Kerukunan antar umat beragama: studi Tenteng Interaksi Sosial Umat Islam dan Khonghucu Di Kelurahan Kapasan Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Muhammad Riski Pratama_E22215047.pdf Download (1MB) |
Abstract
Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian lapangan dilakukan ditempat sebenarnya, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan penelitian ditempat terjadinya gejala yang diteliti. Dari penelitian yang diperoleh penulis , terjadinya kerukunan di kelurahan kapas tidak lepas dari usaha pemerintah setempat untuk menyatukan warganya meskipun berbeda suku, etnis dan keyakinan. Pada jajaran pemerintahan setempat posisi yang ditempati oleh semua kalanagan demi menjaga kebersamaan dan kerukunan warganya.Jabatan dari tingkat RT, RW dan kelurahan ditempati oleh semua kalanagan yang berkompenten.Dengan demikian tidak terjadi diskriminasi golongan tertentu.Selain itu intensitas pertemuan yang sering diadakan oleh pihak pemerintah setempat, menambah erat hubungan antar warga kapasan. Hal ini juga sangat berkaitan dengan faktor-faktor pendukung dan penghambat kerukunan antar umat beragama, faktor pendukung: 1. Ajaran agama : Karena dalam ajaran setiap agama yangdianut dan diyakini oleh setiap umatnya masing-masing mengajarkan untuk salingmenyayangi dan menghormati satu dengan yang lain. 2. Peran pemerintah setempat. Dalam menjalakan roda pemerintahan di Kelurahan kapasan, pemerintahsetempat sangat mengutamakan untuk bisa menjaga kerukuna warganya.Sehingga dalam menjalankan roda pemerintakhan tidak mebedabedakan warga yang satu dengan yang lain. 3. Peran pemuka agama setempat. Peran pemukaagama yang bisa menjaga kaumnya untuk bisa hidup rukun dan berdampingan dengan warga yang lain. Memudahkan terbentuknya proses kerukunan antarwarga. Selain itu pemaksimalan peran pemuka agama dalam menjaga, mengawasi dan mengayomi kaumnya mempunyai kontribusi yang besar terjalinnya kerukunan tersebut. Faktor penghambat: 1. Pendirian rumah ibadah, apabila dalam mendirikan rumah ibadah tidak melihat situasi dan kondisi umat beragama secara sosial dan budaya masyarakat setempat maka akan menimbulakan konflik. 2. Penyiaran agama, apabila penyiaran agama bersifat memaksakan kehendak bahawa agama sendirilah yang paling benar dan tidak mau memahami keberagaman agama lain. 3. Perkawinan beda agama, semua agama tidak mengijinkan umatnya menikah dengan lain agama atau keyakinan. 4. Penodaan agama, melecehkan atau menodai suatu agama tertentu akan menyebabkan konflik antar agama Islam dan Khonghucu. 5. Kegiatan aliran yang menyimpang/sempalan, aliran-aliran yang mucul yang tidak selaras dari suatu keyakinan yang ada akan menimbulkan konflik.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Perbandingan Agama Perbandingan Agama |
||||||||
Keywords: | Interaksi Sosial; Kerukunan Agama; Islam; dan Konghuchu. | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Studi Agama - Agama | ||||||||
Depositing User: | Muhammad Riski Pratama | ||||||||
Date Deposited: | 06 Apr 2021 17:10 | ||||||||
Last Modified: | 06 Apr 2021 17:10 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/47353 |
Actions (login required)
View Item |