This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Mardiyanto, Sub'qi Eko (2021) Eksistensi "Kirab Sawunggaling" budaya peninggalan masyarakat Kelurahan Lidah Wetan Kecamatan Lakarsantri Kota Surabaya: ditinjau dari teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckhmann. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Sub'qi Eko Mardiyanto_I73217075.pdf Download (3MB) |
Abstract
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pelaksanaan Tradisi Kirab Sawunggaling, upaya masyarakat dalam mempertahankan tradisi, makna yang terkandung dalam tradisi bagi masyarakat Lidah Wetan, serta faktor pendukung dan penghambat dari eksistensi Tradisi Kirab Sawunggaling. Dari rumusan masalah tersebut terdapat sub bab pembahasan di dalamnya, antara lain pembahasan mengenai pendapat para tokoh masyarakat dan pihak pemerintah daerah dalam menyikapi Tradisi Kirab Sawunggaling di masyarakat Lidah Wetan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis data deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam menganalisis fenomena yang terjadi pada masyarakat Lidah Wetan adalah teori konstruki sosial milik Peter L. Berger & Thomas Luckhmann. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Proses pelaksanaan Tradisi Kirab Sawunggaling diadakan selama beberapa hari dengan rangkaian acara yang menyertai, antara lain Kirab, Perlombaan Suluk (memanah), Pagelaran Wayang, dan Pengajian. (2) Upaya masyarakat Lidah Wetan dalam mempertahankan Tradisi Kirab Sawunggaling antara lain melakukan inovasi di setiap tahun pelaksanaan, membebaskan partisipan dalam berkreasi, dan sosialisasi terhadap anak sebagai generasi penerus tradisi. (3) Makna Tradisi Kirab Sawunggaling bagi masyarakat Lidah Wetan memiliki arti untuk memperingati keluarga besar Joko Berek dan mengirimkan doa, serta terdapat makna dari simbol-simbol yang ditunjukkan dalam pelaksanaan tradisi antara lain kekeluargaan yang disimbolkan dengan makan bersama, rasa syukur yang disimbolkan dengan gunungan tumpeng dan odhik-odhik. (4) Faktor pendukung dari eksistensi Tradisi Kirab Sawunggaling antara lain banyaknya masyarakat yang melaksanakan dan mau melestarikan, serta adanya dukungan dari beberapa pihak penting dan pejabat. Faktor penghambat antara lain pandangan negatif dan belum percayanya masyarakat akan adanya sosok Raden Sawunggaling, serta belum adanya dukungan dari dinas pendidikan untuk mengenalkan sosok Raden Sawunggaling. Suatu tradisi jika memiliki niat baik dan makna baik bagi masyarakat, senantiasa akan terus dilaksanakan dan dilestarikan, begitu pula dengan Tradisi Kirab Sawunggaling.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Sosiologi | ||||||||
Keywords: | Budaya; dan Tradisi Kirab Sawunggaling. | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi | ||||||||
Depositing User: | Sub'qi Eko Mardiyanto | ||||||||
Date Deposited: | 02 Jun 2021 01:41 | ||||||||
Last Modified: | 02 Jun 2021 01:41 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/47878 |
Actions (login required)
View Item |