This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
As'ari, As'ari (2021) Konsep tazkiyah al-Nafs dalam al-Qur’an: studi komparatif tafsir al-Sya’rawi dan Tafsir fi Zilali al-Quran Surah al-Shams ayat 9-10. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
As’ari_F02519157.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kajian keilmuan Islam khususnya di bidang tafsir semakin berkembang seiring dengan kehidupan moderen, kajian tentang konsep Tazkiyah al-Nafs dalam al-Qur’an juga menjadi salah satu tema yang sering muncul di permukaan. Semua petunjuk dari Allah memang sangat baik, tetapi bagi sebagian orang kehadiran Allah dalam hatinya yang seakan keluar dari konsep di atas jauh lebih di butuhkan bagi manusia, di sini yang di inginkan dari wahyu adalah transformasi dan transedensi. Sehingga dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengungkap tabir di balik makna ayat 9-10 surah al-Shams dari penafsiran dua Mufassir terkemuka yaitu Shaikh Mutawalli asy-Sya’rawi dan Sayyid Qut}ub. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dengan menggunakan data primer yaitu Tafsir al-Sya’rawi dan Tafsir fi Zilali al-Qur’an terhadap ayat 9-10 surah al-Shams tentang konsep Tazkiyah al-Nafs, dan data sekunder yang merupakan buku-buku dan artikel lain yang terkait dengan pembahasan ayat tersebut. Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan pendekatan tafsir komparatif. Setelah data-data terkumpul kemudian di analisis secara content analysis dengan variable utama ayat 9-10 surah al-Shams yang terdapat dalam Tafsir al-Sya’rawi dan Tafsir fi Zilali al-Qur’an. Adapun langkah pokok analisis data dalam penelitian ini diawali dengan mengkaji teks, selanjutnya di interpretasikan secara objektif dan dituangkan secara deskriptif dan di tarik beberapa kesimpulan secara deduktif dengan mengacu kepada masalah yang telah di rumuskan. Berdasarkan fokus masalah dalam penelitian ini dapat di simpulkan bahwa, kesamaan nuansa tafsir dari kedua kitab tafsir tersebut (bercorak Adabi Ijtima’i) terlepas dari bebebrapa perbedaannya, ada banyak kesamaan dalam penafsirannya terhadap konsep Tazkiyah al-Nafs. Keduanya satu pandangan bahwa Tazkiyah al-Nafs merupakan terlepasnya dan sucinya jiwa dari segenap kotoran-kotoran sebab kemaksiatan ataupun dosa, baik dosa kepada Allah berupa ke-shirikan, atau kepada manusia seperti ke-z}aliman dan sifat tidak terpuji lainnya. Keduanya sepakat bahwa jiwa yang kotor akan menjadi penyebab dan pintu bagi seseorang terjerumus kepada dosa kecil lainnya hingga pada dosa besar. Dan dengan kesucian hati kebahagiaan dan keberuntungan hidup akan di rasa baik di dunia maupun di akhirat.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Tafsir > Tafsir Al Qur'an | ||||||||||||
Keywords: | Tazkiyah al-Nafs; Mutawalli asy-Sya’rawi; dan Sayyid Qut}ub. | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
Depositing User: | As'ari As'ari | ||||||||||||
Date Deposited: | 26 Aug 2021 23:30 | ||||||||||||
Last Modified: | 26 Aug 2021 23:30 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/49935 |
Actions (login required)
View Item |