This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Ramdhani, Fawaidur (2020) Tafsir Ilmi Surah Yasin: kajian komparatif penafsiran M. Irsyad dan Hamka. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Fawaidur Ramdhani_F02518191.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kajian ini bermaksud mengkaji secara komparatif penafsiran ilmiah M. Irsyad dan Hamka atas surah Yasin. Beberapa permasalah yang akan diangkat dalam kajian ini adalah pandangan M. Irsyad dan Hamka tentang hubungan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan, wacana penafsiran ilmiah M. Irsyad dan Hamka atas surah Yasin, serta pendekatan penafsiran ilmiah M. Irsyad dan Hamka sehingga mempengaruhi haluan penafsirannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan model library reseach. Untuk memperoleh gambaran komprehensif mengenai pandangan M. Irsyad dan Hamka seputar hubungan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan, digunakan pemetaan ala Companini, yaitu kelompok Kesepakatan Total, kelompok Kesepakatan Parsial, dan kelompok Penolak Kesepakatan. Sementara untuk mendapatkan pengetahuan mendalam mengenai pendekatan yang digunakan M. Irsyad dan Hamka ketika menafsirkan surah Yasin secara ilmiah, penulis menggunakan pemetaan Barbour, yaitu pendekatan dialog, pendekatan integrasi, pendekatan konflik dan pendekatan independensi. Dengan menggunakan metode di atas, beberapa kesimpulan yang dapat disarikan dalam kajian ini antara lain; Pertama, M. Irsyad tergolong ke dalam kelompok Kesepakatan Total. Kelompok ini memiliki pandangan bahwa Al-Qur’an tidak hanya menjadi sumber hukum-hukum, ibadah, mu‘āmalah, tetapi juga merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Berbeda dengan Irsyad, Hamka masuk dalam golongan Kesepakatan Parsial. Hamka memandang bahwa Al-Qur’an bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Sunnatullāh yang bertebaran di jagad semesta ini pun adalah sumber ilmu pengetahuan. Kedua, ketika memberikan penafsiran ilmiah atas surah Yasin, M. Irsyad terkadang menggunakan pendekatan dialog dan terkadang pula menggunakan pendeatan intergrasi. Sedangkan keseluruhan penafsiran Hamka cenderung pada pendekatan dialog. Ketiga, dalam pengembangan ilmu pengetahuan, M. Irsyad menganjurkan sebisa mungkin agar berbasis pada Al-Qur’an, dan Al-Qur’an menjadi barometer kebenaranya. Adapun Hamka, ia tampak tidak membawa Al-Qur’an ke ranah kerja ilmiah. pemikiran lainnya dari Hamka adalah bahwa sebuah teori atau temuan sains selayaknya diuji juga dengan prosedur ilmiah.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Tafsir > Tafsir Al Qur'an | ||||||||||||
Keywords: | Penafsiran ilmiah; M. Irsyad; Hamka | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
Depositing User: | Fawaidur Ramdhani | ||||||||||||
Date Deposited: | 24 Feb 2022 04:12 | ||||||||||||
Last Modified: | 24 Feb 2022 04:12 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/51483 |
Actions (login required)
View Item |