This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Syabrowi, Syabrowi (2021) Obsessive compulsive disorder dalam riwayat Sahih ibnu Hibban nomor indeks 147: kajian maanil hadis perspektif ilmu psikologi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Syabrowi_E05218027.pdf Download (3MB) |
Abstract
OCD adalah sebuah gangguan psikologi yang terdiri dari dua sikap, yakni obsesif dan kompulsif. Obsesi adalah ketekunan yang patologis dari perasaan atau pikiran di mana logika tidak dapat menentang atau menghilangkannya dari kesadaran. Sedangkan kompulsif adalah kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls yang ketika dibendung akan muncul perasaan cemas. Reid Wilson membagi OCD ke dalam empat macam, yakni: cleaning and washing, checking, ordering, dan ritual. Penyandang OCD pada umumnya mempunyai kebiasaan-kebiasaan aneh seperti selalu memeriksa pintu mobil, selalu memeriksa kulitnya ketika berwudu apakah sudah terbasuh air belum, memeriksa berkali-kali arah kiblat ketika hendak salat, berkali-kali mencuci sajadah, dan sebagainya. Ciri-ciri seperti ini dalam literasi Islam disebut dengan waswas. Hadis dalam Ṣaḥīḥ Ibnu Ḥibbān nomor indeks 147 merupakan salah satu hadis yang membahas tentang waswas. Di dalam hadis tersebut salah satu sahabat Nabi melaporkan kepada Nabi mengenai gangguan di benaknya. Hadis ini akan semakin menarik jika dikaji dari sudut pandang ilmu psikologi. Namun dalam hal ini penelitian dimulai dari pengujian kualitas kesahihan hadis terlebih dahulu. Kemudian pemaknaannya menggunakan teori ma’anil hadis. Selanjutnya terkait kontekstualisasinya dengan ilmu psikologi. Metode penelitian yang yang digunakan ialah penelitian kualitatif. Sedangkan metode pengemasan data yang diaplikasikan ialah metode deskriptif, yakni metode yang biasa digunakan untuk menjelaskan sebuah peristiwa dan gejala yang terjadi. Menurut hasil tinjauan peneliti, status hadis tentang OCD dalam kitab Ṣaḥīḥ Ibnu Ḥibbān nomor indeks 147 dapat dikategorikan sebagai hadis sahih sehingga bisa dijadikan hujjah. Mengenai pemaknaannya, mayoritas ulama berpendapat bahwa waswas berasal dari bisikan setan. Umumnya klien seolah-olah mendengar suara nyata padahal kenyataannya hanya gangguan setan. Namun meskipun dari segi lahiriah waswas ini dikategorikan sebagai suatu gangguan, di dalam hadis yang lain waswas disebut sebagai tanda kemurnian iman. Namun dengan catatan penyandang mampu mengendalikannya. Ketika dikontekstualisasikan dengan ilmu psikologi, hadis tersebut mengandung tiga hal, yakni obsesif, introvert, dan terapi kognitif.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Psikologi Psikologi > Kecemasan Hadis |
||||||||
Keywords: | Obsessive compulsive disorder; Sahih ibnu Hibban; ilmu psikologi | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis | ||||||||
Depositing User: | Syabrowi Syabrowi | ||||||||
Date Deposited: | 09 May 2022 17:41 | ||||||||
Last Modified: | 09 May 2022 17:41 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/51732 |
Actions (login required)
View Item |