Konsep Jiwa dalam Pemikiran Al-Razi: analisis penafsiran konsep jiwa dalam Kitab Al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih al-Gaib Karya Fakhr al-Din al-Razi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Afif, Achmad Syariful (2022) Konsep Jiwa dalam Pemikiran Al-Razi: analisis penafsiran konsep jiwa dalam Kitab Al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih al-Gaib Karya Fakhr al-Din al-Razi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Achmad Syariful Afif_E93218076.pdf
Download (2MB)

Abstract

Jiwa merupakan salah satu tema penting dalam Alquran, karena dengan memahami hal ini manusia bisa memahami bagaimana memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Maka konsepsi jiwa yang parsial seperti terdapat pada sebagian pemikir modern akan menghambat manusia untuk memahami potensi terbaiknya. Maka dari itu penelitian skripsi ini membahas konsep jiwa dalam pemikiran al-Razi. Sosok al-Razi dipilih karena ia adalah sosok mufassir yang menguasai berbagai bidang ilmu seperti psikologi, kedokteran dan filsafat sehingga pemkirannya unik serta dianggap mampu mengintegrasikan ‘aql dan naql. Berangkat dari masalah ini, maka rumusan masalahnya adalah 1). Bagaiaman konsep jiwa dalam pemikiran al-Razi? dan 2). Bagaimana posisi konsep jiwa al-Razi dalam diskursus tentang jiwa? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan kajian pustaka sebagai metode pencarian data. Lalu untuk mengolah data-data tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan ulumul qur’an dan tafsir, khususnya dengan teori tafsir tema dan studi pemikiran tokoh. Penelitian ini menyimpulkan 1). Al-Razi adalah sosok ilmuwan muslim yang mampu mengintegrasikan ‘aql dan naql, 2). Jiwa adalah sesuatu yang berbeda dari badan, terpisah secara esensial namun saling berkaitan dalam pengaturan, 3). Jiwa memiliki tiga daya atau fakultas yaitu al-quwa al-hayawaniyyah, al-quwa al-nabatiyyah dan al-quwa al-insaniyyah, 4). Manusia memiliki dua potensi yaitu potensi kebaikan (taqwa) dan keburukan (fujur), 5). Al-Razi mengemukakan siapa yang menjaga dan membersihkan jiwanya akan mampu sampai kepada Allah (ma’rifatullah) dan 6). Jika tidak diperhatikan, jiwa berpotensi dijangkiti oleh berbagai penyakit.